Konsumsi BBM Pertamina Turun 25% Sepanjang 2020 Tertekan Pandemi

Image title
4 Februari 2021, 12:23
pertamina, pln, listrik, migas, bbm
ANTARA FOTO/Makna Zaezar/foc.
Petugas mengarahkan pengendara motor ke tanda jaga jarak fisik (physical distancing) saat pengisian bbm di area SPBU Imam Bonjol, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (24/6/2020).

Konsumsi minyak dan gas bumi (migas) tertekan akibat pandemi Covid-19. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyebut penurunan permintaan pada tahun lalu mencapai 25% dibandingkan kondisi normal.

Kondisi itu berdampak pada sisi permintaan dan pasokan. “Ini penurunan terbesar dalam beberapa tahun terakhir,” ujar Nicke dalam acara CNBC Energy Outlook, Kamis (4/2). 

Setidaknya ada tiga tekanan atau triple shock yang membuat kinerja perusahaan tergerus. Ketiganya adalah penurunan konsumsi bahan bakar minyak (BBM), anjloknya harga minyak mentah, dan volatilitas nilai tukar rupiah.

Penurunan konsumsi BBM bahkan mencapai 50% pada saat sejumlah kota besar di Indonesia melaksanakan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB. Secara nasional, konsumsi berkurang 25%. 

Untuk tahun ini, ia menyebut, akan terjadi peningkatan permintaan sekitar 10% sampai 12% dibandingkan 2020. Namun, secara jumlah angkanya masih lebih rendah dibandingkan 2019 dan sebelumnya. 

Di tengah pandemi, Pertamina tetap menjalankan penugasan pemerintah, seperti program BBM satu harga di 74 titik. “Kami terus menyediakan BBM dan elpiji (LPG) di seluruh daerah,” ucapnya. 

Perusahaan setrum negara atau PLN bernasib sedikit lebih baik. Konsumsi listriknya pada 2020 tidak turun, tapi cenderung flat atau datar.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...