Moeldoko: Isu Lingkungan Tantangan Besar Industri Sawit RI

Image title
10 Februari 2021, 16:53
moeldoko, sawit, perkebunan, minyak kelapa sawit, cpo
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Isu pengelolaan lingkungan menjadi tantangan besar industri minyak sawit mentah RI.

Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengatakan industri minyak kelapa sawit mentah atau CPO bagaikan dua sisi mata pisau. Dari segi ekonomi, sektor ini memberikan manfaat dan keuntungan bagi negara yang cukup besar. Namun di sisi lain,ada dampak negatif bagi konservasi keanekaragaman hutan, termasuk flora dan fauna di dalamnya.

Industri sawit sepanjang tahun lalu telah menghasilkan devisa sebesar US$ 25,6 miliar atau sekitar Rp 358,4 triliun. Proyeksi angkanya akan terus meningkat seiring luasnya produktivitas lahan, dengan jumlah tenaga kerja mencapai 16,2 juta orang. 

"Kami paham sektor ini membawa dampak baik bagi perekonomian dan kesejahteraan petani. Tapi di sisi lain membawa dampak negatif bagi konservasi keanekaragaman hayati hutan," ujar Moeldoko dalam Webinar Nasional Strategi Penguatan Kebijakan Pengelolaan Sawit Secara Berkelanjutan, Rabu (10/2).

Dinamika dan tantangan yang terjadi di sektor sawit akan terus ada dan semakin menguat apabila petani dan para pengusaha tidak memperbaiki tata kelolnya. Masalah lingkungannya tersebut telah menjadi pembahasan internasional.

Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 44 Tahun 2020 tentang sistem sertifikasi perkebunan kelapa sawit berkelanjutan Indonesia. Dalam aturan itu, usaha perkebunan kelapa sawit wajib dilakukan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

Prinsip pelaksanaan ISPO adalah kepatuhan terhadap perundang-undangan, penerapan praktik yang baik, pengelolaan lingkungan hidup sumber daya alam dan keanekaragaman hayati. Kemudian tanggung jawab ketenagakerjaan, tanggung jawab sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, serta penerapan transparansi dan peningkatan usaha secara berkelanjutan.

Dari prinsip pelaksanaan itu semua, masih ada tiga hal perlu mendapat perhatian dan dikuatkan secara bersama-sama. Pertama adalah pengelolaan aspek lingkungan hidup, sumber daya alam dan keanekaragaman hayati. 

Menurut dia aspek ini selalu gagal dipahami oleh pengusaha dan petani kelapa sawit karena tidak adanya pengetahuan dan kurangnya alokasi dana khusus.  "Mohon ini menjadi perhatian karena ini salah satu senjata kita untuk menghadapi tantangan internasional," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...