Investasi BP untuk Tangguh di Tengah Persaingan Pasar LNG Dunia

Image title
23 Maret 2021, 14:47
bp indonesia, lng tangguh, papua, skk migas, blok migas, lapangan ubadari
123RF.com/_fla
Ilustrasi. BP Indonesia menginvestasikan US$ 4 miliar untuk menggejot cadangan gas bumi di proyek LNG Tangguh, Papua Barat.
  • BP Indonesia menyiapkan dana US$ 4 miliar untuk pengembangan Proyek Tangguh. 
  • Pengeboran sumur eksplorasi di Lapangan Ubadari saat ini tengah berjalan.
  • Rencana penerapan teknologi penangkap karbon akan membuat LNG Tangguh semakin kompetitif. 

BP Indonesia bersiap menggenjot cadangan gas di Proyek Tangguh, Papua Barat. Dana yang perusahaan asal Inggris ini siapkan mencapai US$ 4 miliar atau sekitar Rp 57,8 triliun. 

Alokasi dananya untuk pengembangan di Lapangan Ubadari dan penerapan teknologi penangkapan karbon alias carbon capture, utilization and storage (CCUS). 

Dengan investasi ini, BP berharap cadangan terbuktinya dapat meningkat. Gas yang dihasilkan nantinya akan dipakai untuk operasional kilang gas alam cair (LNG) Tangguh Train 1 sampai 3. 

Rencana itu menjadi angin segar bagi investasi hulu migas domestik yang sedang melemah di tengah pandemi Covid-19. Apabila terealisasi, pasar gas Tangguh pun meluas. 

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan proses pengeboran sumur eksplorasi di Lapangan Ubadari saat ini tengah berjalan. Langkah tersebut sebagai bagian dari pengembangan Tangguh Train 3.

Sesuai dengan porgram kerja dan bujet (WPnB) 2021, setidaknya ada satu sumur workover (pengeboran dan pengerjaan ulang) dan tiga sumur pengeboran. "Pengeborannya ada tiga sumur, ditambah dengan sumur WDA-06," kata Julius kepada Katadata.co.id, Selasa (23/3).

Potensi penambahan cadangan gasnya, ia belum mengetahui dengan pasti. Progres konstruksi proyek Tangguh Train 3 saat ini sedang berjalan dan melibatkan sekitar enam ribu pekerja lapangan.

Secara keseluruhan, total pengerjaannya proyek ini telah mencapai 90%. Sedangkan pembangunan di wilayah lepas pantai atau offshore telah rampung 99%. 

Awalnya, BP, selaku operator, menargetkan proyek Tangguh Train 3 dapat beroperasi pada kuartal ketiga 2021. Namun, pandemi corona yang tak kunjung usai membuat jadwalnya mundur sembilan bulan.

Perusahaan berencana menerapkan CCUS di Proyek Tangguh. Dengan teknologi ini, karbon dioksida yang timbul dapat ditangkap dan disimpan sehingga tidak merusak lingkungan.

BP Tangguh
BP Tangguh (@kementerianesdm)

Teknologi Penangkap Karbon di Lapangan Tangguh

BP Regional President, Asia Pacific Nader Zaki mengatakan penerapan penangkap karbon di lapangan Tangguh tersebut merupakan bagian dari dokumen rencana pengembangan (PoD) tahap dua. “Kami telah menyampaikan ke pemerintah Indonesia tahun ini," kata dia.

Teknologi mutakhir itu nantinya akan diaplikasikan di seluruh lapangan Tangguh LNG dan akan secara signifikan membantu mengurangi emisi karbon serta meningkatkan produksi. BP akan terus bekerja sama dengan SKK Migas untuk mendapatkan persetujuan rencana dan penerapannya.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto sebelumnya mengatakan CCUS merupakan teknologi yang akan mengurangi emisi CO2. Bagi Indonesia, teknologi penangkap karbon dapat mendukung komitmen Perjanjian Paris.

Sebagai informasi, negara ini berkomitmen mengurangi emisi karbon sebesar 29% dengan usaha sendiri pada 2030. Angkanya naik menjadi 41% apabila mendapat bantuan internasional. 

Penerapan CCUS dapat mengurangi emisi sektiar 45% di proyek hulu migas. “Keuntungan lainnya, Kilang LNG Tangguh menjadi tetap kompetitif, terutama menghadapi negara-negara pembeli yang sensitif terhadap isu lingkungan,” kata Dwi.

Untuk merealisasikan rencana investasi tersebut, BP akan segera berdiskusi dengan SKK Migas terkait masalah keteknikan dan keekonomian proyek. Hasil diskusi ini nantinya berupa rencana pengembangan atau PoD tahap kedua.

Persaingan pasar gas alam cair global pada tahun ini diperkirakan semakin ketat. Penyebabnya, banyak proyek LNG di dunia yang mulai on stream atau berproduksi secara bersamaan dan melemahnya permintaan di sektor energi imbas pandemi corona.

Kondisi ini membuat pasokan LNG dunia akan oversupply atau kelebihan pasokan. SKK Migas berupaya menyiasati kondisi pasar global ini dengan menerapkan berbagai strategi pemasaran LNG baik untuk jangka pendek, menengah dan panjang.

Saat ini produksi LNG Indonesia masih bergantung pada operasional dua kilang yakni Bontang di Kalimantan Timur dan Tangguh di Papua. Produksi kedua kilang tersebut pada tahun ini diproyeksi mencapai  200,74 kargo. Databoks berikut ini menampilkan volume produksi LNG domestik. 

Proyeksi produksi LNG tahun ini menurun 2,9% dibanding realisasi produksi pada 2020.  Total produksi LNG tahun lalu sebanyak 206,9 kargo.

Pada tahun ini, target produksi dari Kilang LNG Bontang sebesar 77,74 standar kargo. Dari jumlah tersebut, sebanyak 52,04 standar kargo diperuntukkan untuk ekspor dan 18,7 standar kargo untuk domestik, dan 7 standar kargo volume yang belum terkontrak akan diprioritaskan untuk kebutuhan domestik.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...