Urgensi Produksi 1 Juta Barel Minyak Untuk Kebutuhan Energi Nasional

Image title
9 Juni 2021, 13:37
minyak, produksi minyak, migas, energi, kementerian esdm, skk migas, produksi minyak
KATADATA/
Ilustrasi produksi minyak.

Pemerintah masih berambisi menggenjot produksi 1 juta barel minyak per hari di 2030. Di saat bersamaan, pemanfaatan energi baru terbarukan untuk menurunkan emisi karbon juga terus berjalan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif optimistis peluang untuk mengejar target produksi siap jual atau lifting minyak masih terbuka. Potensi minyak dan gas bumi (migas) negara ini banyak belum tergarap.

“Kalau tidak melakukan apa-apa, (produksi) akan turun terus dan membuat impor naik, devisa berkurang,” katanya dalam acara peresmian Lapangan Merakes, Selasa (8/6). 

Saat ini produksi minyak berkisar angka 700 ribu barel per hari. Sedangkan kebutuhannya mencapai di atas 1 juta barel per hari. Defisit produksi dan konsumsinya terlihat pada grafik Databoks berikut ini.

Sebagai substitusi impor minyak, pemerintah akan mengembangkan energi bersih, terutama untuk sektor transportasi. Sektor ini paling banyak mengonsumsi minyak.

Selain itu, Arifin menyebut pemanfaatan gas untuk transisi menuju energi rendah karbon juga akan terus didorong. “Kita masih banyak memakai bahan bakar minyak (BBM). Kami akan menggantinya dengan gas alam,” ucapnya.

Blok Migas Medco Energi di Thailand
Ilustrasi blok migas. (Medco Energi)

Kebutuhan Minyak Bumi Terus Meningkat

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan kebutuhan BBM dalam negeri saat ini sebesar 1,4 juta barel per hari. Sementara kapasitas produksi BBM di dalam negeri baru mencapai 800 ribu barel per hari.

Jika pengembangan pembangunan kilang Balikpapan selesai, maka kapasitas produksi BBM nasional akan naik ke level 1,2 juta barel. Namun, permintaannya di 2030 akan terus meningkat, bahkan lebih dari 1,8 juta barel per hari.

Indonesia memang telah berkomitmen mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Namun, secara volume, kebutuhannya akan terus meningkat. "Karena itu, target 1 juta barel tetap dibutuhkan oleh negara," ujar dia.

Guna mengejar target produksi minyak 1 juta barel per hari dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030, dibutuhkan investasi yang cukup besar. "Kami perkirakan industri hulu migas dapat menarik investasi atau Indonesia membutuhkan investasi dengan total US$ 187 miliar (sekitar Rp 2.668 triliun),” kata Dwi.

Selain menarik investasi, target tersebut juga dapat memberikan efek pengganda berupa gross revenue senilai US$ 371 miliar, dengan pendapatan negara sebesar US$ 131 miliar pada 2030. Hal ini pun akan berdampak baik bagi perekonomian nasional dan regional.

Tantangan untuk mewujudkannya dalah rumitnya perizinan, tumpang tindih peraturan antara pemerintah pusat dan daerah, dan rezim fiskal yang kurang menarik.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...