Kenali Serangan Jantung, Penyebab Wafatnya Atlet Markis Kido

Sorta Tobing
15 Juni 2021, 12:43
Markis Kido, bulu tangkis, serangan jantung
Instagram/@badminton.ina
Atlet bulu tangkis dan peraih emas Olimpiade, Markis Kido, meninggal dunia Senin malam (14/6) karena serangan jantung.

Kabar duka data dari dunia olahraga. Legenda bulu tangkis Indonesia, Markis Kido, wafat kemarin, Senin (14/6), dalam usia 36 tahun. 

Penyebab kematiannya adalah serangan jantung. Sesaat sebelum meninggal, almarhum sedang bermain bulu tangkis di Gelanggang Olahraga (GOR) Petrolin, Tangerang, Banten. 

Melansir dari Antara, ketika Kido akan berganti tempat di tengah set permainan, tiba-tiba ia terjauh dan tak sadarkan diri.  Peraih medali emas Olimpiade 2008 itu lalu dibawa ke Rumah Sakit Omni, Alam Sutera, untuk mendapat penanganan medis. Namun, nyawanya tidak tertolong.

Sepanjang kariernya menjadi atlet nasional, segudang prestasi ia raih. Pria kelahiran Jakarta, 11 Agustus 1984, itu mengharumkan nama Tanah Air pada kelompok ganda putra bersama Hendra Setiawan.

Kido dan Hendra meraih medali emas dalam berbagai ajang olahraga dunia, seperti SEA Games dan Asian Games. Di kejuaraan dunia Federasi Bulu Tangkis Dunia atau BWF pada 2007, keduanya menjadi juara pertama.

Di Tiongkok pada 2008, Kido dan Hendra meraih medali emas Olimpiade. Dalam sejarah bulu tangkis Indonesia, prestasi tersebut merupakan yang ketiga kalinya sejak Olimpade Atlanta, Amerika Serikat, pada 1996.

Dalam akun resmi Instagramnya, @hendrasansan, Hendra menyebut Kido sebagai partner terbaiknya dalam suka maupun duka. “Dia salah satu pemain yang luar biasa dan sangat bertalenta,” tulisnya kemarin. “Terima kasih sudah berpartner mulai dari nol dan berjuang bersama selama 14 tahun.”

Setahun setelah berhasil di Olimpiade, keduanya mengundurkan diri dari Pelatnas. Hendra kembali membela tim nasional dan berpasangan dengan Mohammad Ahsan. 

Kido atau yang akrab disapa Uda sempat berganti-ganti pasangan, antara lain dengan Marcus Fernaldi Gideon dan Adiknya, Pia Zebadiah di ganda campuran. Sebelum akhirnya, ayah dua anak itu meninggalkan karier profesionalnya di bulu tangkis.

Kabar duka ini pun dicuitan oleh BWF dalam akun Twitter-nya, @bwfmedia. “Kabar duka datang. Markis Kido, peraih medali emas Olimpiade dan juara dunia, meninggal hari ini karena serangan jantung. Dia akan sangat dirindukan,” kicaunya. 

Serangan jantung adalah penyakit dengan tingkat kematian tinggi. Apabila tak ditangani dengan baik, maka dapat berujung henti jantung.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, angka kejadian penyakit jantung semakin meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya, 15 dari seribu orang atau sekitar 2,8 juta orang Indonesia mengidap penyakit jantung. Prevalensi penyakit jantung Indonesia sebesar 1,5%.

Penyakit jantung dapat menyerang semua kelompok usia. Pada 2018, angka tertinggi dialami usia 75 tahun ke atas sebesar 4,7%. Disusul dengan kelompok usia 65 sampai 74 tahun dengan 4,6%. Penyakit ini juga dapat terjadi pada kelompok usia 45 hingga 54 tahun dengan prevalensi 2,4%.

Jantung Koroner Pembunuh Nomor 1
Jantung Koroner Pembunuh Nomor 1 (Katadata)

Tak Hanya Lansia, Usia Muda juga Rentan Penyakit Jantung

Dilansir dari Hallo Sehat, Dokter Tania Savitri menyebut berbagai penyebab serangan jantung dapat terjadi pada kelompok usia muda. Di antaranya, penyakit Kawasaki yang melibatkan peradangan pembuluh darah. Lalu, penyakit arteri koroner (CAD) yang biasanya dialami pria.

Selain itu, serangan jantung juga diakibatkan oleh hypertrophic cardiomyopathy. Ini penyebab umum dari serangan jantung di usia muda, termasuk juga para atlet muda. Penyakit ini biasanya terjadi karena faktor keturunan.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...