Mengenal Varian Delta, Mutasi Baru Covid-19 yang Memicu Lonjakan Kasus

Sorta Tobing
18 Juni 2021, 14:42
varian delta, covid-19, varian baru covid, mutasi virus corona, virus corona, pandemi corona
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Ilustrasi. Delta, varian baru Covid-19, memicu lonjakan kasus di Indonesia.

Delta, varian baru Covid-19, jadi perhatian dunia karena dapat menginfeksi lebih cepat. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengumumkan varian ini telah menginfeksi 80 negara di dunia. 

Lonjakan kasus selama sepekan terakhir di Indonesia juga karena varian ini. Nama ilmiahnya adalah B.1.617.2 dan pertama kali muncul di India pada Oktober 2020. 

Advertisement

Dilansir dari New York Magazine, varian Delta memicu gelombang pandemi corona di berbagai negara. Para ilmuwan dari India menyebutkan, varian ini 50% lebih menular daripada Alpha atau varian pertama virus corona.

Kehadirannya sudah masuk sebagai variant of concern oleh WHO. Ini artinya Delta dapat meningkatkan penularan atau meningkatkan keparahan.

Selain itu, Delta dapat menurunkan efektivitas tindakan kesehatan dan sosial masyarakat, diagnosis, dan terapi. Varian ini harus menjadi perhatian karena mengancam kesehatan global.

Varian Delta kini telah bermutasi memunculkan Delta Plus alias AY.1. Virus ini ditemukan pada enam genome di India pada 7 Juni 2021 Varian ini dinilai cukup mengejutkan. Mutasinya terjadi lebih cepat dari yang diduga para ilmuwan.

Infografik_Kenali gejala covid-19 delta dari india
Infografik_Kenali gejala covid-19 delta dari india (Katadata)

Apa Gejala Varian Delta Covid-19?

Dihimpun dari The Guardian, Profesor Epidemiologi Genetik King’s College London Tim Spector mengungkapkan, gejala varian Delta menyerupai flu berat. Gejala umum lainnya adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek dan demam.

Batuk menjadi gejala paling umum kelima, sedangkan hilangnya penciuman tidak masuk 10 besar gejala. “Covid-19 sekarang berbeda, dia lebih menyerupai flu yang parah. Orang-orang mungkin berpikir hanya mengalami flu musiman dan mereka tetap pergi ke pesta. Kami pikir ini menjadi masalah,” kata Spector, Senin (14/6).

Profesor Kedokteran Darurat dan Kesehatan Internasional Johns Hopkins Universiy Bhakti Hansoti menemukan gejala tambahan lain. Di antaranya, sakit perut, hilangnya selera makan, mual hingga muntah, nyeri sendi dan gangguan pendengaran. Akan tetapi masih dibutuhkan lebih banyak penelitian klinis untuk memastikan hal ini.

Varian Delta Dapat Ditangani dengan Vaksinasi?

Dilansir CNBC International, WHO percaya vaksin yang tersedia saat ini dapat memberikan beberapa perlindungan. Kehadirannya dapat menimbulkan respons imun yang melibatkan berbagai antibodi dan sel.

WHO menyebutkan, perubahan atau mutasi pada virus seharusnya tidak berdampak pada efektivitas vaksin. Tetapi, jika nantinya berdampak, vaksin dapat dimodifikasi untuk melawan dengan lebih baik.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement