Mengenal Delta Plus, Mutasi Baru Varian Covid-19 Asal India
India menemukan sekitar 40 kasus varian baru dari mutasi virus corona Delta kemarin, Rabu (23/6). Pemerintah setempat menduga, varian bernama Delta Plus, ini lebih mudah menular.
Kementerian Kesehatan India menyebut, mengutip dari The Independent, 40 kasus itu terjadi di tiga negara bagian. Angkanya naik dari 22 kasus pada hari sebelumnya.
Negeri Bollywood saat ini sebenarnya sudah mengalami penurunan kasus dibandingkan pada Mei lalu. Pada saat gelombang kedua Covid-19, angka kasus hariannya mencapai 400 ribu orang. Sekarang telah turun menjadi sekitar 50 ribu kasus per hari.
Ahli epidemiologi Dokter Lalit Kant mengatakan, ancaman varian baru dapat menggagalkan kemajuan penanggulangan pandemi corona. “Kami perlu meningkatkan upaya pengurutan untuk mengidentifikasi varian berbahaya di awal dan menerapkan tindakan pencegahan,” katanya, dilansir dari BBC.
India telah melakukan pengurutan genom atau genome sequencing sebanyak 30 ribu sampel hingga Juni. Namun, para ahli percaya angka itu tidak cukup.
Apa Itu Varian Delta Plus?
Varian ini terbentuk dari mutasi Delta atau B.1.617.2. Delta disebut-sebut sebagai penyebab gelombang kedua Covid-19 di India.
Pejabat kesehaatan negara itu telah mengidentifikasi tiga karakteristik Delta Plus. Situs berita Al Jazeera menuliskan ketiganya. Yang pertama, meningkatkan transmisibilitas. Kedua, lebih mengikat reseptor sel paru-paru. Lalu, berpotensi mengurangi respon antibodi.
Kemarin, jumlah kasus baru Covid-19 di India mencapai 50.848 orang dan 1.358 kematian dalam 24 jam terakhir. Total kasusnya lebih dari 30 juta dengan total kematian 390.660 jiwa.
Ada kekhawatiran Delta Plus akan menimbulkan gelombang infeksi lain di negara tersebut. “Mutasi itu mungkin tidak mengarah ke gelombang ketiga di India karena tergantung juga pada perilaku masyarakat, tetapi itu bisa menjadi salah satu alasannya,” kata Tarun Bhatnagar, seorang ilmuwan di Dewan Penelitian Medis India yang dikelola negara.