Studi Vaksin AstraZeneca Campur Pfizer, Apa Dampak dan Risikonya?

Sorta Tobing
1 Juli 2021, 16:31
vaksin astrazeneca, pfizer, vaksin virus coroan, covid-19
ANTARA FOTO/REUTERS/Dominic Lipinski/Pool /HP/dj
Moira Edwards mendapat suntikan vaksin AstraZeneca di pusat vaksinasi masal virus corona NHS di Epsom Race Course di Epsom, Surrey, Inggris, Senin (11/1).

Para peneliti di Universitas Oxford, Inggris sedang menguji keampuhan penggabungan vaksin AstraZeneca dan Pfizer. Gabungan keduanya disebut mampu memberi respon imum lebih baik untuk melawan Covid-19 dan varian barunya.

Penelitian yang disebut The Com-Cov itu melibatkan 830 partisipan. Setiap peserta mendapat kombinasi AstraZeneca sebagai dosis pertama dan Pfizer untuk yang kedua.  

Dua dosis kedua vaksin itu terbukti memberi perlindungan maksimal. Tubuh para sukarelawan pun membentuk antibodi dan sel T untuk membunuh virus corona. “Responnya terlihat sangat bagus,” kata Profesor Matthew Snape, dikutip dari Reuters, Senin (28/6).

Ia menyebut kombinasi apa pun bekerja dengan baik. Dua dosis Pfizer, dua dosis AstraZeneca, atau perpaduan keduanya memperkuat sistem kekebalan tubuh. “Temuan ini memberikan fleksibilitas dalam kampanye vaksinasi,” ucapnya.

Pada uji coba tersebut, jadwal penyuntikan Pfizer diberikan empat Minggu setelah suntikan AstraZeneca. Para peneliti juga menguji Jadwal campuran dalam interval 12 minggu.

Hasilnya, rentang waktu yang lebih lama antar-dosis menghasilkan respon imunitas lebih baik. Tingkat kemanjurannya sebesar 82,4% terhadap infeksi Covid-19 yang bergejala.

Namun, Snape mengatakan, temuan ini tidak cukup besar untuk direkomendasikan lebih luas. Apalagi untuk menggeser vaksin yang telah disetujui secara klinis. “Uji coba ini belum selesai,” katanya. 

HEALTH-CORONAVIRUS-BRITAIN
Pandemi Covid-19 di Inggris. (ANTARA FOTO/REUTERS/Dylan Martinez/nz/cf)

Dosis Ketiga Vaksin Apakah Dibutuhkan?

Melansir BBC News, hasil uji coba The Com-Cov juga menunjukkan dosis ketiga vaksin Covid-19 dibutuhkan. Orang yang telah menerima dua dosis AstraZeneca, dapat memiliki respons kekebalan yang lebih kuat. Terlebih, jika diberi dosis ketiga sebagai booster atau penguat.

Dosis ketiga vaksin tersebut direkomendasikan selang enam bulan atau lebih setelah yang kedua. Tetapi, penelitian ini juga masih terlalu dini. Perlu lebih banyak pengujian apakah orang membutuhkan dosis ketiga di pertengahan dan akhir tahun ini.

“Saya menduga dosis ketiga akan diberikan kepada mereka yang paling berisiko terkena virus, baik karena usia maupun rentan secara klinis,” kata Profesor Paul Hunter dari Universitas East Anglia, kepada BBC.

Paul menyarankan, bagi yang telah mendapat vaksin AstraZeneca, ditawari vaksin Pfizer sebagai booster. Sedangkan penerima vaksin Pfizer, mungkin tidak memerlukan booster.

Bagaimana Implementasinya di Inggris?

Inggris termasuk negara yang mudah dalam akses vaksin Covid-19. Sejauh ini, program vaksinasi di negara tersebut dinilai cepat dan lincah oleh Organisasi Kesehatan Dunia alias WHO.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...