Kisah Pesawat dan Kapal asal India serta Masuknya Varian Delta ke RI

Sorta Tobing
12 Juli 2021, 14:03
varian delta, covid-19, india, indonesia, virus corona
ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/wsj.
Petugas medis melakukan perawatan pasien di tenda barak yang dijadikan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (4/7).

Gelombang kedua pandemi corona masih melanda Indonesia. Catatan angka kasus masih tinggi. Per kemarin, Minggu (11/7), penambahan kasusnya masih lebih 36 ribu sehingga total mencapai 2,5 juta kasus. 

Pemerintah meyakini varian Delta menjadi pemicu tingginya kasus di negara ini. Varian asal India tersebut memang lebih cepat menginfeksi manusia dibandingkan varian lain, bahkan virus asalnya. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan ciri-ciri utama Delta adalah angka CT yang rendah dan masa aktif lebih cepat. “Masa aktifnya cepat, sembuh bisa cepat tapi meningkatkan keparahan lebih cepat sehingga penanganan di rumah sakit harus berbeda,” katanya dalam konferensi pers, Jumat lalu.

CT atau cycle treshold adalah angka siklus yang muncul saat pemeriksaan usap atau swab tes reaksi rantai polimerase (PCR). Semakin rendah jumlah siklus, maka virusnya semakin mudah ditemukan karena jumlahnya yang banyak. 

Angka CT yang tinggi menandakan jumlah siklus yang tinggi dan jumlah virus yang sedikit. Ambang batas ideal nilai CT, melansir dari situs Mayapada Hospital, adalah 35 sampai 40. 

Sejak Delta ditemukan di negara ini, pada akhir bulan lalu, rata-rata CT di sejumlah daerah mengalami penurunan dibandingkan Desember 2020. Budi mencontohkan, CT terendah di Sumatera Barat pada Desember 2020 sebesar 12,15. Setelah ada Delta, angka turun jadi 8,22. 

Kondisi serupa juga terjadi di Jakarta, Kudu, dan Bangkalan. Ketiga daerah ini memiliki CT terendah sebesar 9,54. 

Infografik_Mutasi lanjutan corona varian delta
Infografik_Mutasi lanjutan corona varian delta (Katadata)

Bagaimana Virus Delta Masuk ke Indonesia?

Varian Delta muncul di India pertama kali pada April lalu. Melansir dari BBC, virus ini menyebabkan gelombang kedua yang sangat parah ke negara tersebut. Angka kasus hariannya sempat mencapai lebih 400 ribu orang.

Infeksinya begitu cepat sehingga layanan rumah sakit, tenaga medis, hingga petugas makam kewalahan. Pasokan oksigen sempat kritis, begitu pula ranjang rumah sakit. Banyak pasien akhirnya meninggal tanpa sempat mendapatkan penanganan rumah sakit. 

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...