Mengenal Oseltamivir, Antivirus yang Dipakai untuk Terapi Covid-19

Sorta Tobing
16 Juli 2021, 17:55
oseltamivir, bpom, virus corona, covid-19, obat covid, obat virus corona, pandemi corona, antivirus
ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.
Petugas membawa obat Covid-19 di gudang instalasi farmasi Dinas Kesehatan Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/7).

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan izin penggunaan darurat (UEA) delapan obat untuk terapi pasien Covid-19. Namun, lima organisasi profesi keseharan merekomendasikan agar dua jenis obat, yakni Oseltamivir dan Azithromycin, keluar dari daftar tersebut. 

Kelima organisasi profesi itu yakni Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). Selanjutnya, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Advertisement

Guru besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Zullies Ikawati, menyebut penggunaan Oseltamivir sejak awal memang tidak diperuntukan untuk menangani virus corona, melainkan hanya untuk influenza. “Gejala Covid-19 agak mirip dengan flu dan waktu itu juga belum ada obat-obatan antivirus (antiviral) maka itu (Oseltamivir) dipakai sebagai salah satu terapinya," kata Zullies kepada Katadata.co.id, Jumat, (15/7).

Zullies menyebutkan seiring berkembangannya penelitian banyak bukti klinis yang menyebutkan bahwa Oseltamivir tidak efektif sebagai obat virus corona. Salah satunya, obat ini hanya bekerja untuk menghambat keberadaan enzim neuraminidase yang ada pada virus influenza. "Enzim tersebut tidak terdapat di dalam virus Covid-19," kata Zullies.

Penggunaan obat ini ujarnya juga dibatasi hanya untuk pasien influenza yang menunjukkan gejala berat. Banyak orang yang masih kesulitan untuk membedakan antara influenza berat dengan jenis flu biasa bergejala ringan. "Pengidap flu gejala ringan bisa sembuh dengan sendirinya tanpa konsumsi antiviral," kata dia.

Ketersediaan Kamar RSUD Menipis
Penanganan pasien Covid-19 di rumah sakit.  (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/rwa.)

Apa Itu Oseltamivir?

Oseltamivir pertama kali digunakan secara luas pada 1999, setelah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA). Obat ini merupakan jenis antiviral. Biasanya diapaki untuk mengatasi gejala virus influenza.

Oseltamivir akan bekerja untuk mengurangi jumlah virus yang dihasilkan oleh sel yang terinfeksi. “Oseltamivir dapat juga digunakan untuk mencegah terjadinya influenza pada dewasa dan anak di atas 13 tahun,” tulis pusat informasi BPOM dikutip dari situs resminya.

Selain dapat digunakan sebagai pencegahan ketika memasuki musim flu, kini Oseltamivir juga dipakai untuk terapi pasien Covid-19 yang diduga terinfeksi influenza.

Cara Kerja Oseltamivir

Melansir Kompas.com, Oseltamivir diketahui dapat menghambat enzim neuraminidase. Enzim ini berfungsi sebagai replika virus dan menyebabkan penyakit di dalam tubuh manusia.

Namun, virus corona tidak memerlukan enzim neuraminidase ketika menginfeksi. Karena itu, obat ini tidak dapat sepenuhnya meredakan gejala Covid-19. Oseltamivir diketahui hanya efektif bagi pasien Covid-19 yang memiliki infeksi sekunder yaitu influenza.

Sebagai obat-obatan antiviral, Oseltamivir memiliki berbagai efek samping. Contohnya, muntah, mual, sakit perut, lelah, diare, sakit kepala, dispapsia, insomnia, dan konjugtivitis. Selain itu, juga ditemukan rekasi alergi dan sindrom Steven-Johnson.

Berapa Harga Oseltamivir?

Kementerian Kesehatan telah mematok harga eceran tertinggi (HET) obat perawatan pasien Covid-19. Obat yang tersedia dalam bentuk kapsul dan suspensi untuk Oseltamivir dipatok pada harga Rp 26 ribu per kapsul 75 miligram (mg).

Harga obat ini berlaku di apotek, rumah sakit, dan fasilitas kesehatan lainnya untuk mencegah lonjakan harga. Kebijakan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.O 1.07lMENKES/4826/2021. 

Grafik Databoks di bawah ini menampilkan daftar HET untuk obat Covid-19 lainnya. 

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement