Mercusuar Cikoneng, Cerita Titik Nol Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan

Sorta Tobing
5 Agustus 2021, 11:00
jalan raya pos, daendels, mercusuar cikoneng, jalan anyer-panarukan
ANTARA FOTO/Weli Ayu Rejeki
Mercusuar Cikoneng yang menjadi titik nol Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan, di Serang, Banten.

Sulit menemukan di mana letak awal mula pembangunan Jalan Anyer-Panarukan yang membentang di sepanjang utara Pulau Jawa. Menara suar alias Mercusuar Cikoneng, Banten disebut-sebut sebagai titik nolnya.

Tinggi mercusuar itu mencapai 75,5 meter dengan 18 tingkat yang dihubungkan 286 anak tangga. Fungsi utamanya adalah sebagai pemandu navigasi bagi kapal yang berlayar di pantai barat Jawa karena penuh karang berbahaya. 

Lokasinya berada di Jalan Raya Anyer, Anyer Kidul, Cikoneng, Serang. Jaraknya sekitar 40 kilometer dari Gerbang Tol Merak. Banyak orang menyebut di sinilai titik awal pembangunan Jalan Anyer-Panarukan alias Jalan Raya Pos. 

Sejarawan dari Universitas Indonesia dan editor pelaksana Jurnal Sejarah, Andi Achdian, berpendapat sebenarnya tidak mungkin menentukan di mana lokasi persis titik nol tersebut. Jalan Raya Pos yang dibangun pada awal abad ke-19 tidak dibangun di satu tempat, tapi berbagai lokasi sekaligus.

Pada zaman itu Indonesia belum terbentuk. Belanda menciptakan negara koloni bernama Hindia Belanda. Kondisi tersebut menjadikan banyak pihak mengklaim sebagai titik nol Jalan Anyer-Panarukan. “Mungkin saja di Anyer awalnya, tapi perlu diingat prosesnya terjadi di banyak titik,” ujarnya kepada Katadata.co.id, Selasa (3/8).

Tentang Jalan Raya Pos

Semua bermula setelah Belanda takluk di tangan Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte pada 1806. Adiknya, Louis Bonaparte, ditunjuk menjadi penguasa Belanda.

Louis Bonaparte percaya Jawa memiliki posisi strategis untuk perdagangan dunia. Ia lalu menugaskan Herman Willem Daendels menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36 pada 1808 sampai 1811.

Dalam bukunya berjudul Jalan Raya Pos, Jalan Daendels, Pramoedya Ananta Toer menulis, Daendels menginginkan suatu jalan yang menghubungkan Jawa dari barat sampai timur. Tujuannya, untuk memperpendek jarak dan waktu.

“Anyer-Batavia pernah ditempuh selama empat hari. Setelah ruas Jalan Raya Pos selesai, dapat ditempuh hanya dalam satu hari,” tulis Pramoedya. 

Daendels ingin memobilisasi tentaranya di Batavia (Jakarta) dengan mudah apabila Inggris menginvasi Jawa. Di sisi lain, jalan tersebut juga berguna sebagai jalur utama aktivitas ekspornya. Komoditas andalannya ketika itu adalah kopi asal Priangan. 

Jalan tersebut juga menjadi jalur pengantaran surat pos. Karena itu, banyak orang menyebutnya Jalan Raya Pos atau Grote Postweg. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...