Diterpa Kasus Pelecehan Seksual, Alibaba Dikritik Keras Publik

Sorta Tobing
10 Agustus 2021, 13:11
Alibaba, Tiongkok, kasus pelecehan seksual, alibaba group
ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song
Logo Alibaba Group.

Raksasa e-commerce asal Tiongkok, Alibaba Group, tersandung kasus pelecehan seksual. Peristiwa ini melibatkan staf pekerja perusahaannya yang berkantor pusat di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Tiongkok. Seorang pekerja perempuan diperkosa oleh pekerja seniornya saat perjalanan bisnis ke luar kota.

Kasus ini ramai usai korban menerbitkan dokumen setebal sebelas halaman terkait kejadian yang menimpanya., melalui intranet perusahaan. Dokumen PDF tersebut kemudian beredar luas secara daring atau online, hingga memicu badai media sosial di platform microblogging populer Tiongkok, Weibo. 

Melansir Reuters, pada Sabtu (7/8) malam waktu setempat, korban mengungkapkan, ia mengalami pelecehan seksual oleh bos dan kliennya. Insiden tersebut dialaminya saat perjalanan bisnis ke kota Jinan, sekitar 900 kilometer dari kantor pusat Alibaba di Hangzhou.

Korban yang tidak mengungkapkan identitasnya itu mengaku dipaksa oleh seniornya di kantor untuk melakukan perjalanan bisnis bersamanya. Dalam perjalanan itu, korban bertemu dengan salah satu klien timnya di Jinan.

Insiden pelecehan seksual pada perusahaan yang didirkan miliarder Jack Ma itu terjadi pada Selasa malam, 27 Juli 2021. Saat itu, korban dipaksa menenggak minuman keras secara berlebihan. Lalu, korban dicium oleh kliennya tanpa persetujuan.

Setelah mengonsumsi alkohol, korban terbangun di kamar hotel keesokan harinya. Ia terbangun dalam keadaan pakaian yang dilepas. Korban juga mengaku tidak mengingat apa yang terjadi malam sebelumnya.

Berdasarkan rekaman kamera pengawas atau CCTV yang ia peroleh dari hotel menunjukkan, senior yang membawanya dalam perjalanan bisnis itu, memasuki kamarnya empat kali sepanjang malam.

Sadar telah dilecehkan, sekembalinya ke Hangzhou, korban melaporkan kejadian tersebut ke kantornya. Laporan tersebut diterima manajemen sumber daya manusia Alibaba, pada Senin pekan lalu.

Korban mendesak agar pelaku pelecehan itu dipecat. Awalnya, pihak penerima laporan setuju, tapi kasus tersebut tidak ditindaklanjuti. Hingga akhirnya, korban mengunggah kesaksiannya di intranet Alibaba.

Ia juga menyebut, pihak sumber daya manusia dan manajemen di kantornya tidak menanggapi masalah ini dengan serius. Padahal, korban telah menunggu tindak lanjut selama lima hari sejak melaporkannya.

Kasus ini semakin panas saat diketahui oleh masyarakat juga media pemerintah Negeri Panda. Mereka dengan kritis mengkritik keterlambatan Alibaba dalam menangani insiden tersebut.

Tulisan pada Global Times yang dikelola pemerintah mengkritik kejadian tersebut. “Alibaba tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan opini publik atas kelambanan tangan kosong ini,” kata editorial media tersebut.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...