Pasar Obligasi Hijau Makin Menarik Usai Jerman Terbitkan Green Bond

Sorta Tobing
9 September 2020, 12:41
green bond, obligasi hijau, ekonomi hijau, investasi hijau, jerman, uni eropa
ANTARA FOTO/REUTERS/Christian Mang/wsj/dj
Ilustrasi. Jerman menerbitkan obligasi berwawasan lingkungan atau green bond pada awal pekan ini. Dana yang berhasil dihimpun mencapai 6,5 miliar euro.

Jerman membuat langkah besar dengan menerbitkan obligasi berwawasan lingkungan atau green bond pada awal pekan ini. Dana yang berhasil dihimpun mencapai 6,5 miliar euro (sekitar Rp 113,5 triliun dengan kurs Rp 17.465 per euro) untuk tenor 10 tahun. Angkanya melampaui target 4 miliar euro.

Melansir dari Investing.com, Selasa (8/9), nilai yang fantastis itu mewakili sekitar 10% pasar obligasi hijau dunia. Jerman sekarang berada di posisi atas sebagai negara yang mengumpulkan dana dari pasar surat utang untuk proyek keberlanjutan lingkungan dan iklim.

Advertisement

Wakil Menteri Keuangan Jerman Jorg Kukies mengatakan obligasi hijau kedua akan terbit pada kuartal keempat 2020. Dengan begitu, total pengumpulan dananya dapat mencapai 11 miliar euro. “Masuknya pemerintah Jerman, yang sangat sukses ke segmen pasar sekuritas hijau, menunjukkan pendekatan inovatif yang diterima dengan baik oleh investor,” kata mantan bankir Goldman Sachs itu pada pekan lalu.

Banyak analis berharap keberhasilan Jerman ini membuka langkah serupa untuk negara lainnya. Spanyol, Italia, dan Austria dikabarkan akan mengikuti jejak Berlin. Perusahaan otomotif Daimler juga bakal masuk ke pasar obligasi ramah lingkungan.

Polandia merupakan pelopor penerbitan green bond Di Eropa pada 2016. Di tahun berikutnya, Prancis mengeluarkan obligasi serupa. Sebelum disalip oleh Jerman, Prancis merupakan penerbit obligasi hijau terbesar dengan nilai 27 miliar euro.

Jerman memastikan dana yang diperoleh akan sesuai oleh standar internasional, seperti Prinsip Obligasi Hijau dari Asosiasi Pasar Modal Internasional. Berlin telah mengidentifikasi 12,7 miliar proyek ramah lingkungan dan berjanji menjaga transparansi penggunaan dananya. Contohnya, pembangunan jalur kereta api dan sepeda hingga penelitian energi terbarukan.

Kanselir Jerman Angela Merkel sebelumnya berulang kali menekankan perlindungan iklim harus memainkan peran sentral dalam pemulihan ekonomi Eropa dari pandemi Covid-19. Begitu pula Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde. Pada Juli lalu ia menyebut aksi ekonomi hijau untuk menangkal perubahan iklim akan menjadi prioritas dalam pemulihan pasca pandemi corona.

Isu perubahan iklim menjadi sangat mendesak karena telah mengganggu ekosistem dan kehidupan makhluk hidup di dunia saat ini. Sekelompok peneliti Inggris menemukan, bumi kehilangan 28 triliun ton es pada 1994 hingga 2017 karena pemanasan global. Prediksinya, permukaan air laut dapat naik hingga satu meter pada akhir abad ini.

Selama 23 tahun, setidaknya 7,6 triliun ton es mencair di Arktik. Belting es Antartika juga mencair hingga 6,5 triliun ton. Temuan-temuan pemanasan global ini sesuai dengan prediksi terburuk yang telah ditekankan Panel Antarpemerintah Tentang Perubahan Iklim (IPCC).

Pasar Green Bond Dapat Capai US$ 1 Triliun

Aset dan investasi dengan tujuan lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik alias ESG investment telah naik US$ 1 triliun secara global, menurut catatan Forbes pada awal bulan ini. Nilainya naik dua kali lipat dalam tiga tahun terakhir.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement