ThorCon Targetkan Studi Kajian PLTN Rampung Agustus 2021

Image title
19 Oktober 2020, 17:12
pltn, nuklir, thorcon international, energi baru terbarukan, ebt
ANTARA FOTO/REUTERS/Valentyn Ogirenk
Ilustrasi. ThorCon International Pte Ltd menargetkan studi kajian pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN akan rampung Agustus 2021.

ThorCon International Pte Ltd menargetkan studi kajian pembangunan untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN akan rampung Agustus 2021. Kepala Perwakilan ThorCon International Bob S. Effendi mengatakan studi itu perusahaan lakukan bersama PT PLN Enjiniring.

Rencana selanjutnya, perusahaan asal Amerika Serikat itu akan membuat prototipe pembangkit pada 2024. "Komersial PLTN-nya pasca-2027. ThorCon masih melakukan persiapan, belum pembangunan." kata Bob kepada Katadata.co.id, Senin (19/10).

Advertisement

Pengembangan PLTN, menurut Bob, sejalan dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 39K/20/MEM/2019. Aturan tentang rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) 2019-2028 ini menyebut pembangunan PLTN mulai dipersiapkan mengingat semakin menipisnya sumber energi.

Lalu, dalam rancangan undang-undang energi baru terbarukan atau RUU EBT pun tenaga nuklir masuk di dalamnya. “Bila nanti RUU ini disahkan menjadi undang-undang, maka membuat nuklir menjadi opsi terakhir sudah tidak relevan,” ujar Bob.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana menyebut pemerintah tak melarang adanya PLTN di Indonesia. Namun, sumber daya energi terbarukan lainnya masih cukup melimpah, seperti panas bumi dan matahari. "Ada pemikiran kalau nuklir masuk, anugerah yang banyak itu tidak termanfaatkan maksimal," ujarnya.

Dari segi teknologi dan daur ulang limbahnya, PLTN saat ini pun masih bergantung dari luar negeri. Dengan pertimbangan tersebut, pemerintah melihat nuklir bukan prioritas utama pengembangan energi baru terbarukan. Bahan bakar tersebut merupakan pilihan terakhir.

Bob berpendapat apabila pemerintah ingin mencapai target bauran EBT di 2025 sebesar 23% maka tak cukup mengandalkan energi terbarukan. Persoalan biaya selama ini menjadi faktor penghambar pengembangannya. Nuklir bisa menjadi opsi untuk mengganti energi batu bara di masa depan.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement