Bahan Bakar Fosil Menipis, ESDM Dorong Transisi Energi

Image title
21 Oktober 2020, 17:02
energi baru terbarukan, energi fosil, ebt, esdm, arifin tasrif
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mendorong transisi energi di tengah semakin menipisnya produksi bahan bakar fosil di Indonesia.

Sumber energi fosil di Indonesia terus menipis. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut produksi minyak domestik akan habis dalam sembilan tahun, dengan asumsi tidak ada penemuan cadangan baru.

Untuk gas bumi dan batu bara, perkiraannya akan habis masing-masing dalam waktu 22 tahun dan 65 tahun. “Transisi energi mutlak dilakukan. Kita masih memiliki banyak sumber energi yang belum termanfaatkan,” katanya dalam diskusi virtual Tempo Energy Day, Rabu (21/10).

Advertisement

Saat ini produksi minyak nasional hanya berkisar di angka 700 ribu barel per hari. Padahal, kebutuhan domestiknya mencapai 1,5 juta barel per hari. Cadangan minyak pun terus menurun lantaran tidak adanya temuan lapangan baru. Saat ini angkanya di 3,77 miliar barel. Untuk gas masih sekitar 77,3 triliun kaki kubik (TCF) dan batu bara 37,6 miliar ton.

Untuk mendorong transisi energi, pemerintah sedang mengebut penyelesaian peraturan presiden atau perpres tentang harga tenaga listrik energi baru terbarukan (EBT). Harapannya, kehadiran aturan ini dapat mengenjot target bauran energi 23% di 2025.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan Perpres itu dapat memangkas regulasi yang selama ini membelit pengembangan EBT. "Mudah-mudahan sebelum 2020 berganti Perpres sudah terbit," kata dia.

Ia optimistis aturan itu akan menarik investasi ke sektor energi hijau atau ramah lingkungan. Harga listrik energi terbarukan di Indonesia pun sudah ekonomis Misalnya, Pembangkit Listrik Tenaga Surya. "Sekarang sudah di bawah US$ 2 sen per kilowatt hour (kWh) dan itu sangat menarik karena bisa dibangun secara cepat dan dalam skala besar," kata dia. 

PLTS Semakin Diminati

Badan Energi Internasional atau IEA memprediksi energi ramah lingkungan akan memenuhi 80% pertumbuhan permintaan listrik global dalam beberapa dekade ke depan. Air tetap menjadi sumber energi terbarukan terbesar.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement