PM Suga Targetkan Jepang Bebas Karbon di 2050

Sorta Tobing
27 Oktober 2020, 13:43
jepang, target bebas karbon, emisi karbon, perubahan iklim
ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon/hp/cf
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga memberikan pidato kebijakannya yang pertama di Tokyo, Jepang, Senin (26/10/2020). Dalam pidatonya, ia menargetkan Negeri Sakura bebas karbon pada 2050.

Jepang menargetkan menjadi negara netral karbon pada 2050. Pada pidato kebijakan perdananya, Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan pemerintahannya akan melakukan pendekatan lebih berani dalam menangani perubahan iklim.

Aksi untuk merespon isu pemanasan global tidak lagi menjadi kendala bagi pertumbuhan ekonomi. “Kami akan mewujudkan masyarakat dekarbonisasi,” ucapnya, Senin (26/10).

Advertisement

Selama ini Negeri Sakura berada di bawah tekanan internasional untuk memperkuat komitmen iklimnya. Awalnya, Jepang hanya berkomitmen mengurangi 80% emisi karbonnya pada 2050 dan mencapai netral karbon secepat mungkin pada paruh kedua abad ini.

Pergeseran kebijakan ini membawa negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia itu sejalan dengan target Uni Eropa. Tiongkok baru-baru ini pun mengumumkan akan bebas karbon pada 2060.

Melansir dari The Guardian, banyak analis meragukan kemampuan Jepang mencapai tujuan itu. Pasalnya, negara itu telah lama bergantung pada bahan bakar fosil, seperti batu bara dan gas. Publik pun tak lagi mendukung pemakaian nuklir setelah peristiwa kebocoran pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi pada 2011.

Dalam rencana yang pemerintah tetapkan pada 2018, sebanyak 22% hingga 24% bahan bakar Jepang berasal dari energi terbarukan, 20% hingga 22% tenaga fosil, dan 56% bahan bakar fosil.

Suga, yang mengganti Shinzo Abe pada pertengahan September lalu, tidak memberikan rincian bagaimana negaranya mengurangi emisi karbon. Pemerintahannya berjanji akan lebih banyak memakai energi terbarukan dan memprioritaskan keselamatan. Pernyataan ini memberi sinyal nuklir akan kembali mendapat peran besar dalam pasokan energi negaranya.

Pemerintahannya juga akan mempercepat penelitian dan pengembangan baterai surya dan daur ulang kabron. “Secara mendasar, kami akan mengubah ketergantungan jangka panjang Jepang pada energi berbahan bakar batu bara,” ucap Suga.

Jepang sebagai penghasil emisi karbondioksida terbesar keenam di dunia telah berjuang menguranginya sejak krisis Fukushima 2011. Puluhan reaktor nuklir terpaksa mereka tutup. Pemakaian energi fosil untuk menyalakan pembangkit listriknya jadi meningkat.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement