Langkah Anyar PLN Masuk ke Energi Terbarukan

Image title
3 November 2020, 16:05
pltd, ebt, energi terbarukan, konversi pembangkit, pln, energi ramah lingkungan, energi hijau
123rf.com
Ilustrasi. PLN akan mengganti 5.200 unit pembangkit listrik tenaga diesel atau PLTD dengan energi baru terbarukan alias EBT.

PLN mulai menggenjot pengembangan bauran energi dari fosil ke ramah lingkungan. Sebayak 5.200 unit pembangkit listrik tenaga diesel atau PLTD yang tersebar di 2.130 titik bakal diganti berbahan bakar energi baru terbarukan alias EBT.

Langkah tersebut sebagai upaya mendukung pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dan mencapai bauran EBT sebesar 23% di 2025. Konversi juga menjadi cara untuk meningkatkan ketahanan energi nasional.

Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN Agung Murdifi mengatakan dengan substitusi pembangkit, Indonesia tidak perlu lagi mengandalkan bahan bakar minyak atau BBM, yang mayoritas produk impor. “Sejalan pula dengan program pemerintah untuk menghadirkan listrik merata sampai ke pelosok," ujarnya kepada Katadata.co.id, Selasa (3/11).

Pada tahap pertama, PLN akan melakukan konversi terhadap PLTD di 200 lokasi dengan kapasitas 225 megawatt (MW). Perusahaan akan mengganti mesin PLTD yang berusia lebih dari 15 tahun. Lalu, untuk tahap kedua dan ketiga masing-masing kapasitasnya bakal mencapai 500 megawatt dan 1.300 megawatt.

Penentuan pembangkit yang baru, menurut Agung, akan menyesuaikan dengan hasil pemetaan potensi sumber energi terbarukan yang ada di lokasi. Untuk daerah terpencil paling potensial adalah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan biomassa.

Dengan beralih ke EBT, listrik untuk daerah terpencil dapat tersedia 24 jam dan membuka peluang ekonomi baru. Potensi sumber daya alam daerah dapat tumbuh untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. "Industri wisata, perikanan, agrobisnis, lalu jaringan telekomunikasi akan hadir sampai ke pelosok," ujarnya.

Tantangan konversi ini adalah jumlah pembangkit yang banyak dan lokasinya yang terpencil. Kebanyakan berada di wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal alias 3T yang memiliki keterbatasan infrastruktur dan telekomunikasi.

Ketua Umum Masyarakat Energi Baru Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma menyebut rencana konversi ini merupakan harmonisasi program Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Pada awal tahun ini, Menteri ESDM Arifin Tasrif sudah mencanangkan melakukan penggantian pembangkit yang memakai bahan bakar diesel.

PLN perlu menyiapkan pola jaringan smart grid untuk mengakomodasi energi terbarukan yang sifatnya intermittent. Sifat ini ada pada pembangkit surya dan angin, yaitu energi primernya hanya diperoleh pada waktu tertentu. 

Hal serupa juga Ketua Umum Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia Arthur Simatupang katakan. Untuk menggenjot EBT, perlu memastikan kestabilan pasokan dan pemakaian smart grid serta energi listrik cadangan. "Energi terbarukan, kecuali mikrohidro dan panas bumi (geothermal), merupakan intermittent power," ujarnya kepada Katadata.co.id, Selasa (3/11).

PLN Perlu Konversi PLTU ke Energi Terbarukan

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa konversi pembangkit nantinya akan bergantung sumber daya yang ada. Potensi terbesar dapat berupa gasifikasi biomassa. Bahan bakunya dapat berasal dari sekitar pembangkit. "Masyarakat setempat dapat memasok feedstock-nya," ujar Fabby.

Target konversi PLTD ke EBT sebesar 2 gigawatt, menurut dia, belum cukup mencapai target 23% baruan energi. Hingga 2025, PLN perlu membangun 13 hingga 15 gigawatt pembangkit energi terbarukan untuk mencapai angka itu.

Pembangkit energi terbarukan yang intermittent, menurut Fabby, bukan persoalan besar. Untuk menjaga pasokan, pembangkitnya dapat dikombinasi dengan penyimpanan baterai. “Memang untuk PLN tantangannya di penyiapan dan perencanaan proyek yang menjadi sedikit lebih kompleks,” katanya.

Yang paling penting, rencana substitusi dari pembangkit fosil ke ramah lingkungan ini harus dilakukan secara konsisten. Pada 2011 hingga 2015, PLN sebenarnya punya program serupa, yaitu non fossil fuel program atau NF2 dengan tujuan yang sama, tapi batal. Justru di 2015, perusahaan setrum negara malah menambah pembangkit listrik tenaga mesin gas atau PLTMG yang memakai BBM.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengapresiasi langkah PLN untuk beralih ke energi terbarukan. "Pertanyaannya pembangkit apa yang cocok untuk setiap daerah," katanya.

Ia pun mendorong agar PLN juga melakukan konversi untuk pembangkit listrik berbahan bakar batu bara atau PLTU ke energi ramah lingkungan. Beberapa negara sudah mulai menghapuskan PLTU karena menjadi salah satu penghasil emisi karbon dunia.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan, Agatha Olivia Victoria
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...