Hasil Pilpres AS Mempertaruhkan Nasib Energi Bersih dan Mobil Listrik

Image title
4 November 2020, 15:59
pilpres as, pemilu as, hasil pemilu as, joe biden, donald trump, energi baru terbarukan, perubahan iklim, kesepakatan paris, emisi karbon, nikel, mobil listrik
123RF.com/Lightwise
Ilustrasi. Kandidat presiden AS, Donald Trump dan Joe Biden, memiliki pandangan berbeda soal penanganan perubahan iklim dan penurunan emisi karbon.

Proses penghitungan suara pemilihan presiden Amerika Serikat sedang berlangsung. Kedua calon, Donald Trump dan Joe Biden, bersaing ketat memperebutkan jabatan itu. Melansir dari CNN, Rabu (4/11), pukul 16.00 WIB, Biden memperoleh 220 suara elektoral dan Trump 213 suara elektoral.

Posisi itu belum final. Keduanya memiliki peluang yang sama untuk menang. Terlepas dari persoalan pemilihan presiden, yang menarik, kedua kandidat memiliki pandangan berbeda soal penanganan perubahan iklim.

Trump, sebagai petahana, telah menghapus beberapa peraturan dan kebijakan untuk mencegah pemanasan global. Bahkan Presiden AS ke-45 itu membekukan komitmen negaranya dalam Kesepakatan Paris. Ia juga mencabut mandat ekonomi bahan bakar rata-rata perusahaan yang dibuat pemerintahan Barack Obama.

Biden, yang mendampingi Obama sebagai wakil presiden pada 2009 hingga 2017, dalam kampanyenya berjanji akan fokus menggenjot pengembangan energi baru terbarukan atau EBT. Alokasi dananya bakal mencapai US$ 2 triliun (sekitar Rp 29.175 triliun).

Regional Climate and Energy Campaign Coordinator Greenpeace Indonesia Tata Mustasya berpendapat apabila Biden berhasil menang, pengembangan energi bersih di Indonesia ikut terpengaruh. Pengaruhnya ada dua. “Pertama, soal isu leadership (kepemimpinan,” katanya kepada Katadata.co.id.

Joe Biden's effect kemungkinan akan muncul. Efek ini akan mendorong negara lain, termasuk Indonesia, untuk mengikuti AS. Fokus kebijakan global kemungkinan akan berubah ke isu perubahan iklim.

Efek serupa sebenarnya terjadi ketika Trump menang dan memutuskan keluar dari Kesepakatan Paris. Indonesia pun memilih langkah tidak memasang target ambisius pengurangan karbon yang tertulis dalam Nationally Determined Contribution atau NDC. Di saat Eropa dan Asia Timur berlomba-lomba menurunkan target emisi karbon hingga 0% di 2050, negara ini hanya 31%.

Pengaruh kedua, terkait investasi. Dengan dana US$ 2 triliun yang bakal AS gelontorkan, maka investasi hijau ikut terdorong. Investasi ini mengadopsi prinsip tata lingkungan, sosial, dan kelola (ESG) yang baik. "Saya kira ada pengaruhnya di sini," ujar Tata.

Di bawah kepemimpinan Biden, ia berpendapat dunia memiliki kesempatan untuk fokus pada penyediaan energi bersih dan pencegahan perubahan iklim. Indonesia pun berpeluang untuk lebih cepat bergerak melakukan transisi energi dari fosil ke EBT.

Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma mengatakan program Biden soal energi hijau memang lebih jelas ketimbang Trump. Biden tampak lebih agresif dengan anggaran yang besar dan berkomitmen menghidupkan kembali Kesepakatan Paris negaranya.

Indonesia yang sudah memasukkan program percepatan energi terbarukan untuk memenuhi target bauran energi nasional pada 2025 akan mendapat sokongan lebih kuat. Termasuk soal pendanaan. “Tentu apabila AS memberi perhatian lebih, maka akan lebih banyak dukungan dana untuk negara lain, seperti Indonesia,” ucapnya.

USA-ELECTION/DEBATE
Dua kandidat presiden AS, Donald Trump (kiri) dan Joe Biden (kanan). (ANTARA FOTO/REUTERS/Mike Segar/WSJ/dj)

Beda Trump dan Biden soal Mobil Listrik

Kemenangan Trump atau Biden juga akan menentukan arah pengembangan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Pandangan keduanya pun berbeda, meskipun sama-sama mendukung kehadiran teknologi ramah lingkungan itu.

Biden ingin industri mobil listrik lebih agresif. Dalam kampanyenya, ia mengatakan akan membangun lebih dari setengah juta stasiun pengisian daya kendaraan listrik pada 2030. Lalu, di bawah kepemimpinannya juga bakal ada kredit pajak kendaraan listrik dan peraturan baru untuk mendorong penggunaan EV.

Pada saat kampanye, Biden sempat secara pribadi bertemu dengan para penambang AS. Ia mengatakan akan mendukung aktivitas produksi tambang mineral domestik untuk mendorong industri baterai kendaraan listrik dan panel surya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...