Perpres Harga Listrik Energi Terbarukan Akan Segera Terbit

Image title
16 November 2020, 18:49
perpres ebt, harga listrik ebt, kementerian esdm
ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga panas bumi. Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur harga listrik energi baru terbarukan (EBT) akan segera terbit.

Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur harga listrik energi baru terbarukan (EBT) dalam waktu dekat akan terbit. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyerahkan draf rancangannya kepada Presiden Joko Widodo.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan dalam RPP itu pemerintah bakal menentukan skema harga listrik EBT berdasarkan tiga kelompok utama.

Advertisement

Pertama, feed- in tarif atau harga yang telah ditetapkan untuk pembelian tarif tenaga listrik dengan kapasitas 5 megawatt (MW). Kedua, opsi harga patokan tertinggi untuk kapasitas listrik besar di atas 5%.

Ketiga, harga kesepakatan tenaga listrik berasal dari pembangkit yang menjadi peaker atau pembangkit bersumber bahan bakar nabati (BBN) dan yang belum didefinisikan potensi dan harganya. “Misal, ada pembangkit di laut, belum tahu harganya berapa. Itu business-to-business saja antara offtaker dan PLN,” kata Dadan dalam Rapat Dengar Pendapat bersama DPR Komisi VII, Senin (16/11).

Sebelumnya, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengklaim Perpres itu dapat memangkas regulasi yang selama ini membelit pengembangan EBT. "Mudah-mudahan sebelum 2020 berganti Perpres sudah terbit," kata dia beberapa waktu lalu.

Ia optimistis aturan itu akan menarik investasi ke sektor energi hijau atau ramah lingkungan. Harga listrik energi terbarukan di Indonesia pun sudah ekonomis Misalnya, Pembangkit Listrik Tenaga Surya. "Sekarang sudah di bawah US$ 2 sen per kilowatt hour (kWh) dan itu sangat menarik karena bisa dibangun secara cepat dan dalam skala besar," kata dia

Selain untuk menggenjot investasi di sektor EBT. Perpres ini juga bertujuan untuk mengejar porsi bauran energi bersih di 2025 yang ditargetkan sebesar 23%. Pasalnya, hingga kini realisasinya masih rendah karena biaya inevstasi yang cukup besar.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement