Jeff Bezos Sumbang US$ 791 Juta untuk Perubahan Iklim
Pendiri dan CEO Amazon, Jeff Bezos, mengumumkan penerima pertama Bezos Earth Fund untuk mengatasi perubahan iklim. Untuk tahap awal, ada 16 organisasi yang akan mendapatkan dana senilai US$ 791 juta (Rp 11,2 triliun).
Melansir akun Instagram-nya @jeffbezos, orang terkaya di dunia itu mengatakan telah menghabiskan beberapa bulan terakhir mempelajari aktivitas para penerima hibah dalam mengatasi perubahan iklim. “Saya terinspirasi oleh mereka dan bersemangat membantu mereka berkembang,” tulisnya kemarin, Selasa (17/11).
Dari 16 organisasi, ada lima penerima teratas, yaitu The Nature Conservancy, Natural Resources Defense Council, Environmental Defense Fund, World Resources Institute, dan World Wildlife Fund. Mereka masing-masing mendapatkan US$ 100 juta.
Melansir dari CNBC, banyak penerima hibah itu untuk mengerjakan proyek tertentu. Penerima lainnya akan memakai dana tersebut untuk menymbang ke lembaga nirlaba lainnya.
Misalnya, World Wildlife Fund mengatakan akan memakai dana US$ 100 juta untuk melindungi dan memulihkan hutan bakau. Lembaga ini juga menggunakannya untuk mengembangkan pasar baru rumput laut sebagai alternatif bahan bakar fosil.
Bezos Earth Fund diluncurkan pada Februari 2020. Dana ini merupakan bentuk komitmen miliarder itu dalam mengatasi pemanasan global. Nilai komitmennya mencapai US$ 10 miliar (sekitar Rp 141 triliun) dan fokus mendanai para peneliti, aktivis, dan lembaga nirlaba dunia.
Bezos sebelumnya menyebut perubahan iklim sebagai ancaman terbesar bumi. Amazon lalu berinisiatif melakukan kegiatannya menjadi ramah lingkungan. Perusahaan telah menghadapi tekanan dari karyawan dan banyak pihak untuk mengatasi bisnis e-commerce dan logistiknya yang berkontribusi terhadap emisi karbon dunia.
Pada September lalu, Amazon mengumumkan penerima pertama Climate Pledge Fund senilai US$ 2 miliar. Dananya ditujukan untuk investasi dalam teknologi berkelanjutan dan dekarbonisasi.
Perusahaan e-commerce asal Amerika Serikat ini juga meluncurkan Climate Pledge pada bulan yan sama. Di dalamnya termasuk komitmen untuk menjadi netral karbon pada 2040. Salah satu langkah untuk mencapai target itu adalah dengan memakai kendaraan logistik berbahan bakar listrik dan menginvestasikan US$ 10 juta untuk memulihkan hutan di timur laut AS.
Bill Gates Akan Terbitkan Buku Soal Perubahan Iklim
Miliarder lainnya, Bill Gates, juga berupaya mengatasi perubahan iklim. Baru-baru ini, pendiri Microsoft itu menyebut gedung-gedung di dunia tak ramah lingkungan. Emisi karbonnya tinggi karena memakai bahan baku semen dan baja.
Proses industri dalam membuat bahan bangunan tersebut menghasilkan lebih dari seperlima emisi global. “Tanpa inovasi, tidak mungkin (teratasi),” ujarnya pada bulan lalu, dikutip dari Independent. Gates sebelumnya memang menyatakan dukungan terhadap Heliogen, sebuah perusahaan energi bersih yang memakai tenaga surya bersuhu tinggi untuk memproduksi baja dan semen.
Pemikirannya soal ini dan isu perubahan iklim lainnya akan tertulis dalam buku barunya berjudul How to Avoid a Climate Disaster. Rencananya buku tersebut akan terbit pada Februari 2021.
Inspirasi tulisannya berasal dari semangat banyak orang dan pihak untuk menangani masalah pemanasan global. “Dunia pun telah menetapkan tujuan ambisius untuk menyelesaikannya. Yang kita butuhkan sekarang adalah rencana praktis untuk mencapai tujuan tersebut,” tulis Gates dalam situs pribadinya, gatesnotes.com.