Jurus Baru DEN untuk Kejar Target Bauran Energi

Image title
27 Januari 2021, 17:02
Ilustrasi energi terbarukan
123rf.com/Leo Wolfert
Ilustrasi. Dewan Energi Nasional akan mengevaluasi rancangan umum energi nasional alias RUEN.
  • DEN berpendapat sangat sulit mengejar target bauran energi 23% di 2025.
  • Asumsi-asumsi dan dasar perhitungan RUEN saat ini tak lagi valid.
  • Prioritas pemerintah sebaiknya menghentikan pemakaian bahan bakar fosil dan beralih ke energi baru terbarukan. 

Dewan Energi Nasional berencana mengevaluasi target-target bauran energi yang ditetapkan dalam rancangan umum energi nasional atau RUEN 2017. Termasuk dalam revisi ini adalah pemakaian energi baru terbarukan alias EBT sebesar 23% pada 2025.

Anggota DEN Satya Widya Yudha berpendapat asumsi makro dalam acuan itu terlalu ambisius. Pemerintah mematok angka pertumbuhan ekonomi di 7% hingga 8%. Sedangkan realisasinya jauh dari itu.  

Apalagi, pandemi Covid-19 muncul dan menekan sektor ekonomi. “Siapa yang mengira ada tabrakan berat di 2020, permintaan energi berkurang,” katanya dalam Indonesia Energy Transition Outlook 2021, kemarin.

Target bauran energi baru terbarukan atau EBT dalam RUEN juga cukup berat. Saat ini realisasinya baru 11%. “Menurut saya sangat sulit mengejar 23%,” ujar Satya. 

DEN bakal mengevaluasi REUN dengan dua pendekatan. Pertama, melakukan penyesuaian terhadap target bauran energi baru terbarukan. Kemudian, menstimulasi berbagai kebijakan untuk mendorong tercapainya target 23%.

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional Djoko Siswanto menyampaikan realisasi bauran energi primer energi terbarukan hingga semester pertama 2020 baru mencapai 10,90%. Angka ini lebih rendah dibandingkan energi lainnya.

Gas bumi realisasinya 19,36%, minyak sebesar 34,38%, dan batu bara masih dominan sebesar 35,36%. Grafik Databoks di bawah ini menujukkan realisasi bauran energi pada paruh pertama tahun lalu.

Untuk tahun ini, pemerintah menargetkan porsi bauran energi terbarukan sebesar 14,52%. Bahan bakar gas sebesar 21,90%, minyak 34,38%, dan batu bara 35,46%.

Meskipun ketidakpastian ekonomi akibat pandemi masih terjadi, namun Djoko optimistis target itu dapat tercapai. “Kami berharap mendekati angka tersebut," kata dia kepada Katadata.co.id, Rabu (27/1).

Tantangan strategi energi ke depan adalah permintaan energi naik tapi pasokannya terbatas. Sebenarnya kondisi ini sudah terjadi di Indonesia. Produksi minyaknya terus turun, sementara konsumsinya naik. Impor pun menjadi solusi selama bertahun-tahun. Kondisi serupa juga terjadi untuk elpiji atau LPG. 

DEN telah membuat draf strategi besar untuk mengatasi masalah energi Tanah Air. Pertama, meningkatkan produksi minyak mentah sebesar satu juta barel per hari dan mengakuisisi lapangan migas luar negeri untuk kebutuhan kilang. Kedua, meningkatkan kapasitas kilang bahan bakar minyak atau BBM.  

Ketiga, mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi. Keempat, meningkatkan penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai. Kelima, pemanfaatan pembangkit energi baru terbarukan, dengan dominasi pembangkit surya atau PLTS dan mendorong produksi bahan bakar nabati (BBN).

Keenam, meningkatkan produksi elpiji domestik. Ketujuh, meningkatkan pembangunan jaringan gas kota. Kedelapan, mendorong pemanfaatan kompor listrik. Kesembilan, mengembangkan produksi dimethyl ether (DME), methanol, pupuk, dan syngas.

Kesepuluh, membangun transmisi gas dan terminal elpiji. Terakhir, membangun transmisi dan distribusi listrik, smart grid, pembangunan off grid, dan pembangkit nuklir (PLTN) skala kecil. 

Dengan grand strategy tersebut, Djoko menyebut tambahan pembangkit akan mencapai 38 gigawatt di 2035. “Hal ini membuka peluang ekspor listrik energi terbarukan, melalui Asean Power Grid,” ujarnya.

Surya EBT
Ilustrasi pembangkit listrik tenag surya atau PLTS. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Evaluasi RUEN Jangan Kurangi Energi Terbarukan

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa berpendapat RUEN memang perlu dievaluasi. Asumsi-asumsi dan dasar perhitungannya saat ini tak lagi valid.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...