KLHK Dorong Masyarakat untuk Pilah Sampah Rumah Tangga
Isu sampah menjadi tantangan besar Indonesia. Kepala Sub Direktorat Barang dan Kemasan Direktorat Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ujang Solihin Sidik menyebut setiap tahun negara ini memproduksi sekitar 67,8 juta ton sampah.
Jumlahnya akan bertambah seiring pertumbuhan jumlah penduduk. Karena itu, perlu pendekatan pengelolaan sampah berkelanjutan, melalui ekonomi sirkular atau circular economy. Berbagai pihak harus terlibat dalam kegiatan ini, dari produsen hingga konsumen.
Masyarakat dapt memulainya dengan memilah sampah sampah rumah tangga. “Ketika berbicara soal kompos, zero-waste, semua berawal dari pemilahan,” kata Ujang dalam acara Sprite #LihatDenganJernih, Kamis (18/2/2021).
Kesadaran masyarakat di Indonesia untuk mendaur ulang sampah tergolong rendah. Berdasarkan Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2018 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), hanya 1,2% rumah tangga yang mendaur ulang sampahnya.
Sekitar 66,8% rumah tangga menangani sampah dengan cara dibakar. Padahal, asap yang ditimbulkan dari hasil pembakaran bisa menimbulkan polusi udara dan mengganggu kesehatan. Sebanyak 32% rumah tangga memilih cara lain untuk menangani sampahnya.
Seiring dengan itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menargetkan kapasitas pengolahan sampah pada 2025 dapat mencapai 100%. Target masyarakt yang memilahnya, terutama jenis sampah plastik, mencapai 50%.