Ambisi Pemerintah Bentuk Holding Panas Bumi Terbesar di Dunia

Image title
22 Februari 2021, 16:52
holding panas bumi, geothermal, panas bumi, kementerian bumn, pahala mansury, pln, pertamina, bumn, pembangkit listrik, pltp
123RF.com/Dmitrii Korolev
Ilustrasi. Kementerian BUMN akan membentuk holding panas bumi, dengan menggabungkan Pertamina Geothermal Energy, Geo Dipa Energi, dan PLN Gas & Geothermal.
  • Holding dari tiga BUMN akan menciptakan perusahaan panas bumi terbesar di dunia.
  • Konsolidasi ini bakal meningkatkan pengembangan geothermal di Indonesia. 
  • Namun, pembentukan holding diperkirakan membentur rencana IPO Pertamina Geothermal Energy.

Tak ingin kalah start dengan holding baterai, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) rupanya juga berancang-ancang membentuk hal serupa untuk panas bumi. Perusahaan induk ini akan diisi oleh tiga kongsi pelat merah yang fokus menggarap pembangkit listrik tenaga panas bumi alias PLTP.

Ketiganya yakni PT Pertamina Geothermal Energy, PT Geo Dipa Energi (Persero), dan PT PLN Gas & Geothermal. Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury mengatakan dengan holding itu kerja operasional perusahaan bisa lebih efisien.

Advertisement

Dia menargetkan penggabungan aset panas bumi ketiga perusahaan akan selesai di tahun 2021 ini. "Berpotensi jadi perusahaan geothermal terbesar di dunia," kata Pahala kepada Katadata.co.id, Senin (22/2). Namun, ia belum mau membeberkan sejauh mana pembentukannya.

Penggabungan aset panas bumi nantinya akan memperkuat holding. Kekuatan Pertamina adalah pengembangan dan pengeboran sumur panas bumi. "PLN nanti untuk transmisi dan distribusi. Lalu, pemerintah dalam kebijakan dan pendanaan," ujarnya.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana berpendapat pembentukan holding menjadi bentuk sinergi para BUMN. Tujuannya, untuk mengoptimalkan kapasitas yang ada.

Kementerian ESDM tidak terlibat dalam rencana tersebut. "Ini memang ranah Kementerian BUMN bersama korporasinya," ujar dia.

Direktur Operasi PLN Gas & Geothermal (PLN GG) Yudistian Yunis mengatakan pembahasan holding masih berkutat pada opsi dan mekanisme penggabungan usaha panas bumi. 

Pembentukan holding, menurut dia, akan mengakselerasi dan mengoptimalkan pemanfaatan energi geothermal untuk tenaga listrik. Potensinya sangat berlimpah di Indonesia, tapi baru sekitar 8% termanfaatkan.

Databoks berikut menampilkan potensi panas bumi Indonesia. 

Dalam konteks pembentukan holding, PLN Gas & Geothermal siap menjalankan arahan dari induknya, PT PLN (Persero). "Hal ini masih ditangani oleh PLN pusat," kata Yudistian.

Sekretaris Perusahaan Pertamina Geothermal Energy Sentot Yulianugroho mengatakan belum mengetahui secara jelas rencana pembentukan holding panas bumi. Pada tahun ini, perusahaan akan fokus pada operasi dan pemeliharaan lapangan existing

Selain itu, ada juga beberapa program inisiasi pemanfaatan langsung panas bumi dan studi bersama dengan PLN Gas & Geothermal dan Medco Power. "Untuk mengembangkan wilayah kerja ketiga perusahaan," katanya.

Proyek panas bumi
Proyek panas bumi (Katadata)

Pembentukan Holding Terbentur IPO Pertamina Geothermal Energy?

Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia (APBI) Priyandaru Effendi berpendapat pembentukan holding dapat membuat perusahaan lebih efisien untuk berekspansi. “Ketiga perusahaan tidak akan berkompetisi lagi dan bersatu untuk bersaing dengan swasta,” ucapnya. 

Harapannya, pengembangan panas bumi dapat terealisasi secara maksimal. Terutama untuk mendukung ketahanan dan kemandirian energi nasional.

Dampak positif lainnya, secara komersial perusahaan menjadi lebih kompetitif dan memberi benefit kepada shareholder-nya, yaitu pemerintah. Tinggal masalah legalitasnya saja yang harus diselesaikan. “Tapi saya percaya pemerintah sudah punya strateginya,” ucap Priyandaru. 

Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma mengatakan upaya penggabungan bisnis panas bumi sebenarnya sudah ada kajiannya pada 1990an. Ketika itu, pemerintah berencana menyatukan Pertamina dan PLN untuk membentuk PT Panasbumi Indonesia. 

Hasil kajiannya sudah ada. Bahkan, lapangan atau wilayah kerja bersamanya pun sudah disiapkan.

Namun, krisis ekonomi 1998 melanda Tanah Air. Proyek itu malah berujung di meja arbitrase internasional dan pemerintah kalah. Akhirnya, negosiasi pun ditempuh dan penyelesaian terjadi di luar pengadilan. 

Lalu, muncullah Geo Dipa Energy, yang sekarang menjelma menjadi BUMN khusus di bawah Menteri Keuangan. Perusahaan ini, Surya mengatakan, adalah anak perusahaan Pertamina dan PLN, yang diharapkan sebagai pengganti pembentukan PT Panas Bumi Indonesia (PT PI).

Hanya saja kegiatannya tidak sesuai harapan. Kegiatan usaha mayoritas dilaksanakan PLN, sedangkan saham yang terbesar dipegang oleh Pertamina.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement