Daya Tarik Investasi Energi Terbarukan RI Kalah dari Negara Tetangga

Image title
9 Maret 2021, 19:59
bappenas, energi baru terbarukan, ebt
ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
Hamparan pembangkit listrik tenaga surya di desa Oelpuah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Indonesia bukan tujuan utama investasi energi baru terbarukan atau EBT di Asia Tenggara. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menyebut daya tarik investasi negara ini untuk energi bersih masih rendah. 

“Dibandingkan Filipina, Vietnam, dan Thailand, kita lebih rendah,” ujar Direktur Sumber Daya Energi, Mineral, dan Pertambangan Bappenas Yahya Rachmana Hidayat dalam Katadata Future Energy Tech and Innovation Forum 2021, Selasa (9/3). 

Advertisement

Berdasarkan Indeks Daya Tarik Negara Energi Terbarukan (RECAI) yang dikeluarkan EY pada November tahun lalu, Indonesia tidak termasuk dalam daftar 40 negara yang potensial untuk investasi EBT. Filipina, Vietnam, dan Thailand masuk dalam daftar tersebut. Di posisi puncak adalah Amerika Serikat. 

Apabila dilihat dari sisi pertumbuhan investasinya, Indonesia cenderung mengalami penurunan. Dari 4,18% pada 2016 menjadi 3,6% di 2018. “Ini karena regulasinya belum menarik para investor,” kata Yahya. 

Tantangan pengembangan energi terbarukan di negara ini juga banyak. Untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS, misalnya, masih membutuhkan banyak pembiayaan. Harga panel surya skala kecil untuk PLTS Atap tak berubah sejak 2016, berkisar Rp 13 jtua hingga Rp 18 juta per kilowatt peak (kWp). 

Proses pembiayaan pembangkit itu juga sulit tercapai. Salah satu masalahnya karena skala proyek yang kecil.Untuk mendapatkan pendanaan murah dari lembaga keuangan pun menjadi terbatas. “Fasilitas pendanaan murah untuk pembangunan PLTS Atap belum banyak tersedia,” ujarnya. 

Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Chrisnawan Anditya mengatakan kapasitas pembangkit listrik EBT saat ini sekitar 10,3 gigawatt (GW). Hal ini merupakan capaian yang cukup rendah jika dibandingkan dengan total potensinya yang mencapai 417,8 gigawatt.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement