Profil Ford, Pabrikan Mobil AS Investasi ke Proyek Nikel di Sulteng
Pabrikan mobil Amerika Serikat, Ford Motor Company, menyatakan komitmennya bergabung ke proyek pemurnian nikel di Sulawesi Tenggara. Smelter ini nantinya memproduksi bahan baku baterai kendaraan listrik.
Raksasa pertambangan PT Vale Indonesia dan Zhejiang Huayou Cobalt mengumumkan kehadiran Ford dalam proyek senilai US$ 4,5 miliar (Rp 67,4 triliun) tersebut, Kamis (30/3). Proyek tersebut akan berlokasi di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka.
Fasilitas pengolahan ini dapat memproduksi 120 ribu ton campuran endapan hidroksida (MHP). Ketiga perusahaan berharap konstruksi penuh dapat dimulai pada tahun ini dan operasi komersial pada 2026.
“Kerangka kerja ini memberikan kendali langsung kepada Ford untuk mendapatkan nikel yang dibutuhkan,” kata Wakil Presiden Industrialisasi Model-e Ford Lisa Drake dalam siaran pers yang terbit kemarin.
Kantor berita asal Inggris, Reuters, menulis investasi Ford tersebut merupakan yang pertama di Asia Tenggara. Langkah ini menggarisbawahi keinginan perusahaan yang bermarkas di Dearborn, Michigan, itu untuk menghemat ongkos produksi.
Baterai menjadi komponen terbesar biaya mobil listrik. Kontribusinya sekitar 40% terhadap harga ritel.
Sejarah Ford
Berdiri pada 1903, Ford merupakan salah satu pabrikan mobil terbesar di dunia. Perusahaan dengan kode saham F ini menjual beragam mobil, truk dan bus. Seperti pabrikan lain, perusahaan juga menjual mobil mewah dengan merek Lincoln.
Ford dikenal sebagai perusahaan yang memperluas dan menyempurnakan konsep jalur perakitan (assembly line) dalam produksi mobil berskala besar. Ini menandai lompatan besar dalam industri otomotif.
Pendiri perusahaan, Henry Ford, memulai Ford dengan bekal pengalaman. Sebelum mendirikan perusahaan ini, sang industrialis telah melakukan eksperimen pada 1896 untuk membuat mobil bertenaga gas dengan rangka sederhana dan empat roda sepeda, yang disebut Ford Quadricycle.
Sejak berdiri, Ford telah tumbuh pesat dan memiliki portofolio yang luas. Perusahaan memiliki saham di pabrikan mobil mewah asal Inggris Aston Martin dan pabrikan kendaraan utilitas olahraga (SUV) asal Brasil, Troller.
Sebagai raksasa pabrikan mobil, Ford beroperasi di berbagai negara. Namun, perusahaan ini menutup seluruh operasi dan jaringan dilernya di Indonesia pada 2015. Enam tahun kemudian, Ford kembali lagi ke Tanah Air di bawah naungan PT Mitra Bisnis, anak usaha PT RMA Group.
Kinerja Ford
Berdasarkan laporan Reuters, Ford menjual 1,86 juta mobil pada 2022. Ini lebih rendah 2% dari tahun sebelumnya. Meskipun masih berkontraksi, penurunannya lebih kecil dari 7% yang terlihat pada 2021 dari tahun sebelumnya.
Pada 2022, Ford juga berhasil menjual 15.617 truk listrik F-150 Lightning yang baru dirilis pada tahun lalu. Dengan kapasitas baterai antara 98 kilowatt jam (kWh) dan 131 kWh, truk ini dapat menempuh antara 370 kilometer (km) dan 515 km.