Profil Arteria Dahlan, Anggota DPR Ancam Perkarakan Mahfud MD

Amelia Yesidora
3 April 2023, 14:32
DISKUSI MENGUKUR SEPAK TERJANG KPK
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan Arteria Dahlan (kiri).

Rapat dengar pendapat umum Komisi III DPR dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD pada Rabu lalu (29/3) berlangsung panas. Salah satu anggota komisi, Arteria Dahlan, naik pitam. 

Arteria tersinggung dengan pernyataan Mahfud yang menyebut ada makelar kasus alias markus di dalam anggota dewan. “Saya minta Prof (Profesor Mahfud MD) cabut atau nanti saya perkarakan juga ini,” ujarnya. 

RDPU itu berlangsung delapan jam untuk membahas transaksi mencurigakan di Kementerian Keuangan. Di sela-sela itu, Mahfud menyinggung soal markus. “Di DPR ini aneh. Kadang kala marah-marah, tahu-tahunya dia markus. Marah kepada Kejaksaan Agung, nantinya ke Kantor Kejagung titip kasus,” kata Mahfud. 

Sontak banjir interupsi datang. Para anggota dewan meminta Mahfud untuk membuka data jumlah anggota dewan yang terlibat sebagai markus. 

DISKUSI MENGUKUR SEPAK TERJANG KPK
Anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan (tengah, mengangkat tangan).  (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Siapa Arteria Dahlan?

Pria  kelahiran Jakarta, 7 Juli 1975, tersebut sudah malang melintang di bidang hukum. Meski memulai pendidikan tinggi di jurusan Teknik Elektro Universitas Trisakti pada 1993 hingga 1999, ia juga belajar hukum.

Dalam laman DPR, ia mengikuti program kekhususan Hukum Ekonomi di Universitas Indonesia dari 1994 hingga 1999. Lulus dari UI, ia memulai kariernya dengan magang di kantor pengacara publik Hadiputranto, Hadinoto, and Partners.

Setelah selesai magang pada 2000, ia menjadi pengacara junior di Hutabarat, Halim, dan Rekan. Hanya berselang setahun, ia naik posisi sebagai pengacara senior di Bastaman & Co., dari 2001 hingga 2005. Barulah ia menjadi partner di kantor tersebut dari 2005 hingga 2009.

Setelah 10 tahun bekerja di kantor pengacara publik, Arteria lalu mendirikan kantor pengacara publiknya sendiri: Arteria Dahlan Lawyers dari 2009 hingga 2014. Di selang waktu yang sama, ia menempuh program magister Hukum Ketatanegaran di UI pada 2012. 

Ia mulai menjadi anggota dewan sejak 23 Maret 2015, menjadi pengganti antar-waktu alias PAW dari Djarot Saiful Hidayat. Kala itu, Djarot menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. 

Setelah itu, barulah ia menjadi anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan alias PDIP. Ia terpilih dari daerah pemilihan Jawa Timur VI yang terdiri dari Blitar, Kediri, dan Tulungagung. 

Keterlibatannya di Partai Banteng dapat ditarik sejak 2010. Ketika itu ia menjabat sebagai Kepala Badan Bantuan Hukum & Advokasi Pusat hingga 2015. Ia sempat menjadi Koordinator Deputi Pengamanan Suara di Badan Pemenangan Pemilu Pusat dan anggota Bidang Politik dan Keamanan DPP PDIP sejak 2017.

Polemik Arteria: Sebut Sesat hingga Bangsat

Anggota DPR ini tidak sekali saja menimbulkan kegaduhan di dalam dan luar gedung Senayan. Sekitar Oktober 2019, ia beradu argumen dengan ekonom senior Emil Salim di acara Mata Najwa. Perbincangan bertajuk Ragu-Ragu Perpu, kubu partai dan nonpartai ini membahas revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan tuntutan penerbitan Perpu KPK.

Arteria yang kala itu masih berusia 44 tahun, melemparkan opininya dengan nada tinggi sembari menunjuk ekonom berusia 89 tahun tersebut. Emil mengatakan KPK wajib menyampaikan laporan tiap tahun. Arteria menyela dan menyebut hal itu tidak pernah dikerjakan oleh KPK. 

Prof  (Profesor Emil Salim) tahu enggak? Saya di DPR, saya yang tahu. Prof sesat. Ini namanya sesat. Sesat, Prof!” cecar Arteria. 

Saat masih duduk di Komisis VIII DPR, Arteria juga mengecap Kementerian Agama dengan sebutan bangsat. Pada Maret 2018 lalu, ia naik pitam karena menteri agama menyalahkan korban penipuan travel haji bodong, seperti First Travel.

Ia berpendapat Kemenag tidak bisa menangani persoalan tersbeut. “Mengenai masalah travel bodong tadi, Pak, yang dicari jangan inventarisasi, tapi pencegahannya, Pak. Ini Kementerian Agama bangsat Pak, semuanya,” ucapnya. 

Reporter: Amelia Yesidora
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...