Profil BYD, Raksasa Mobil Listrik Cina Akan Investasi di Indonesia

Dzulfiqar Fathur Rahman
30 Mei 2023, 14:37
mobil listrik, BYD
ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/FOC/dj
Pengunjung mendatangi stan BYD di hari media untuk pameran Auto Shanghai di Shanghai, China, Senin (19/4/2021).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia berharap bisa menarik investasi dari BYD. Perusahaan asal Cina ini memproduksi mobil listrik dan merupakan pesaing pabrikan Amerika Serikat, Tesla.

Pemerintah dan BYD telah menandatangani nota kesepahaman (MOU) terkait investasi untuk pengembangan mobil listrik di Indonesia. Penandatanganannya terjadi di kota pusat teknologi Tiongkok, yaitu Shenzen, pada Kamis pekan lalu.

Ia berharap BYD akan menambahkan produksi mobil listrik di Tanah Air,  lalu pabrikan lainnya menyusul. Indonesia memiliki sumber daya yang mendukung industri kendaraan listrik alias EV yang tengah berkembang pesat saat ini.

“Kami ingin mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, sehingga dapat menjadi pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara, dan kami mengapresiasi inisiatif BYD untuk menjajaki peluang ini lebih lanjut,” kata Luhut di Jakarta pada Senin (29/5) seperti dikutip oleh Antara.

KERJASAMA INDUSTRIALISASI BUS LISTRIK
Bus listrik BYD. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin/rwa.)

Berawal dari Produsen Baterai Isi Ulang

Berdiri pada 1995, BYD merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang berbasis di Shenzen. Kota ini merupakan salah satu zona ekonomi khusus di Tiongkok. Nama perusahaan yang telah berusia 28 tahun itu berasal dari frasa “bangun mimpi Anda” (“build your dreams”).

Direktur Utama Wang Chuanfu mendirikan BYD setelah menghabiskan bertahun-tahun bekerja sebagai peneliti untuk pemerintah. Pria lulusan jurusan kimia itu memulai perjalanan BYD saat masih berusia 29 tahun.

Bersama sepupunya Lu Xiangyang, Wang mengawali bisnis BYD dengan baterai isi ulang. Bisnis ini sangat berbeda dengan latar belakang orangtuanya yang merupakan petani miskin. Namun, langkahnya sejalan dengan reformasi struktural yang tengah terjadi di Tiongkok.

Dalam catatan Dana Moneter Internasional (IMF), kira-kira empat dari lima buruh di Tiongkok bekerja di sektor pertanian sebelum reformasi yang dimulai pada 1978. Lalu, pada 1994 angka itu berubah. Hanya satu dari dua pekerja yang masih bekerja di sektor itu. Puluhan juta orang bergeser ke sektor manufaktur yang memiliki nilai tambah tinggi.

Pada 2002, BYD mencatatkan sahamnya ke Bursa Hong Kong (SEHK). Bursa ini dikelola oleh salah satu operator bursa terbesar global Hong Kong Exchanges and Clearing Limited (HKEX). Kapitalisasi pasar BYD telah mencapai  680,7 miliar yuan (Rp 1,43 kuadriliun) hingga Rabu (30/5) siang waktu setempat.

Halaman:
Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...