Sejarah Amman Mineral, Dari Divestasi Newmont, Kini Akan Go Public

Dzulfiqar Fathur Rahman
31 Mei 2023, 16:54
Aktivitas tambang PT Amman Mineral International.
Dokumentasi perseroan
Aktivitas tambang PT Amman Mineral International.

Raksasa pertambangan PT Amman Mineral International berencana untuk melepas sahamnya ke publik pada Juli 2023. Ini akan menandai masuknya perusahaan pertambangan emas dan tembaga terbesar kedua di Indonesia ke Bursa Efek Indonesia (BEI).

Target pengumpulan dana dari aksi korporasi itu sebesar Rp 12 triliun hingga Rp 12,9 triliun.. Angka ini lebih rendah dari yang sebelumnya dikabarkan oleh Bloomberg di Rp 15 triliun. Namun, pengumpulan dana Rp 12 triliun akan mencetak rekor baru di bursa untuk periode 2023.

Perusahaan yang bermarkas di Jakarta Selatan itu akan mencatatkan 7,3 miliar sahamnya ke bursa dengan harga Rp 1.650 dan Rp 1.775 per lembar. Jumlah saham tersebut setara kira-kira dengan 10% dari total modal yang disetor.

“Nilai penawaran umum sebanyak-banyaknya sebesar Rp 12,9 triliun,” tulis perusahaan dalam prospektusnya pada Rabu (31/5).

Pembangunan Smelter Tembaga AMMAN
Pembangunan Smelter Tembaga AMMAN (Dok Amman)

Mengambil Alih Saham Newmont

Sejarah Amman Mineral Internasional berawal dari PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT). Ini merupakan anak usaha dari Newmont Corporation, yang merupakan perusahaan pertambangan emas terbesar di dunia. Raksasa pertambangan asal Amerika Serikat (AS) itu menggandeng konglomerat Jepang Sumitomo Corporation membentuk Newmont Nusa Tenggara.

PTNNT menandatangani pada 1986 kontrak kerja pertamanya dengan pemerintah untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi sebuah wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada awal 1990-an, perusahaan menemukan tembaga di Pulau Sumbawa. Penemuan ini bermuara ke tambang Batu Hijau dan Blok Elang.

Perusahaan patungan itu membutuhkan 10 tahun sejak penemuan hingga akhirnya tambang Batu Hijau mulai produksi dan mengekspor hasilnya. Dalam catatan Amman Mineral, salah satu tambang terbesar ini diperkirakan berkontribusi ke 1% dari produksi tembaga primer dunia secara historis.

Amman Mineral melaporkan, tambang yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa Barat itu telah memproduksi 9,2 miliar pon (4,6 juta ton) tembaga dan 9,3 juta ons emas sejak 2000. Tambang Batu Hijau direncanakan beroperasi hingga 2030.

Halaman:
Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...