Profil Agung Podomoro Land, Jual Neo Soho Mall untuk Lunasi Utang
Pengembang properti asal Jepang, Hankyu Hanshin Properties Corporation (HHP), mengakuisisi Neo Soho Mall dari PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN). Nilai akuisisi fasilitas komersial di Jakarta Barat itu mencapai Rp 1,44 triliun meliputi 152 sertifikat hak milik satuan rumah susun (SHMSRS) atas unit-unit mal.
HHP mendirikan NSM Assets Japan (NSMAJ) sebagai anak usaha, lantas membeli kepemilikan properti dari anak usaha APLN, PT Tiara Metropolitan Indah (TMI). Pembelian ini dilakukan melalui anak usaha NSMAJ di Indonesia, PT NSM Assets Indonesia (NSMAI).
NSMAJ pun menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 71,4%. Berdasarkan keterangan yang disampaikan Direktur APLN Cesar M Dela Cruz di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, perusahaan melakukan transaksi penjualan tersebut pada 26 September 2023.
Dana yang diperoleh dari penjualan mal tersebut sebagian akan digunakan oleh TMI untuk melakukan penyertaan saham baru dalam NSMAI sebanyak 4.335.577 saham seri B yang mewakili 28,58% dari seluruh modal yang telah diterbitkan dan disetor penuh.
Selain penyertaan saham baru, dana hasil penjualan mal Neo Soho rencananya akan diberikan kepada APLN. Uang ini untuk membayar dividen, kemudian digunakan membayar utang senilai Rp 850 miliar kepada PT Bank Danamon Indonesia.
Pendirian APLN
Menurut laporan keuangan APLN, perusahaan berdiri berdasarkan Akta Notaris No. 29 tanggal 30 Juli 2004. Pada 1 November 2010, perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Bapepam-LK, (sekarang Otoritas Jasa Keuangan “OJK”) untuk melakukan penawaran umum perdana 6,15 miliar saham kepada masyarakat.
Ketika didirikan, perusahaan ini memiliki nama PT Tiara Metropolitan Jaya. Namun saat melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 November 2010, Agung Podomoro Land mengubah namanya sehingga pencatatan sahamnya menggunakan kode efek APLN.
Saat pertama kali melantai di BEI, perusahaan memiliki 14,35 miliar saham. Menurut catatan pada 30 Juni 2023 dan 31 Desember 2022, seluruh saham perusahaan saat ini berjumlah 22,69 miliar saham yang telah tercatat pada BEI.
Agung Podomoro Land bergerak dalam usaha dalam bidang pembangunan dan pengembangan, investasi, perdagangan, perindustrian, jasa dan angkutan. Perusahaan yang berdomisili di Jakarta ini tengah menjalankan kegiatan usaha meliputi pembebasan tanah, pengembang real estat, persewaan dan penjualan tanah berikut bangunannya atas apartemen, pusat perbelanjaan, dan perkantoran.
Ditulis dalam laman resminya, APLN merupakan pelopor konsep superblok, menggabungkan area residensial, komersial, rekreasi, dan ruang perkantoran di dalam satu komplek pencakar langit terintegrasi. Penggunaan konsep ini dapat menciptakan living space perkotaan yang sangat nyaman dan menyenangkan, dengan pilihan hak milik atau hak sewa.
Saat ini APLN memiliki 40 entitas anak perusahaan dengan jumlah karyawan tetap perusahaan dan entitas anak (“Grup”) sebanyak 1.276 dan 1.282 karyawan per 30 Juni lalu. APLN tercatat sudah melakukan ekspansi proyek terhadap beberapa kota di Indonesia, baik yang ada di Pulau Jawa maupun Luar Jawa. Seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Karawang, Medan, Batam, Balikpapan, dan Makassar, hingga Pulau Bali.
Proyek APLN
Pembangunan Mediterania Garden Residence 2 pada 2004 menjadi proyek pertama yang dikerjakan oleh APLN. Ini adalah pembangunan kompleks apartemen yang terdiri dari enam menara, 37 lantai, dan 3.110 unit.
Lima tahun berselang, APLN membangun pusat perbelanjaan yang dibuka pada 2009 bernama Central Park. Lalu, perusahaan menangani sejumlah proyek seperti Royal Mediterania Garden, Garden Shopping Arcade, Grand Emerald, Gading Nias Shopping Arcade, Madison Park, Garden Shopping Arcade 2, dan Grand Madison.
APLN juga pernah membangun sebuah kompleks rumah susun yang berlokasi di Jakarta Utara bernama Gading Nias Residence. Proyek ini dibangun dalam rangka mendukung program pemerintah untuk menyediakan sarana perumahan yang terjangkau untuk kalangan menengah bawah.
Selain beberapa nama di atas, APLN juga memiliki sejumlah proyek landmark. Mulai dari Podomoro City, Kuningan City, Green Bay Pluit, Podomoro City Deli Medan dan Senayan City.
Pengembangannya juga ke proyek township seperti Podomoro Park Bandung, Podomoro Golf View Cimanggis, proyek super luxury premium seperti Bukit Podomoro Jakarta dan township dengan harga terjangkau seperti Kota Podomoro Tenjo.
Berdasarkan laman resminya, proyek terakhir yang ditangani oleh APLN merupakan Bukit Podomoro Jakarta pada 2021. Ini merupakan kawasan hunian eksklusif di kawasan premium Jakarta Timur.
Lokasi Bukit Podomoro dekat dengan beragam fasilitas publik seperti Jakarta International Velodrome Rawamangun dan Pacuan Kuda Pulomas. Pada proyek ini APLN membangun 321 unit rumah eksklusif dan 115 unit ruko dengan infrastruktur modern yang terintegrasi dengan jaringan listrik bawah tanah, drainase, dan jaringan serat optik.