Sejarah Boten-Vientiane, Kereta Cepat Pertama di ASEAN

Mela Syaharani
4 Oktober 2023, 10:36
Kereta Cepat Boten-Vientiane yang menghubungkan Laos dan Cina.
Antaranews.com
Kereta Cepat Boten-Vientiane yang menghubungkan Laos dan Cina.

Presiden Joko Widodo meresmikan operasi Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) pada Senin (2/10). Peresmian tersebut dilaksanakan langsung di Stasiun KCJB Halim, Jakarta Timur.

Peluncurannya, menurut dia, menandai modernisasi transportasi massal domestik yang efisen, ramah lingkungan dan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya. Jokowi mengatakan KCJB merupakan moda kereta cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara.

Kereta bernama Whoosh itu merupakan akronim dari Waktu Hemat Operasi Optimal Sistem Hebat. "Kereta Cepat Jakarta Bandung, Whoosh, saya nyatakan beroperasi," kata Jokowi.

Sebelum Whoosh diresmikan, Pemerintah Laos dan Cina sudah lebih dulu memiliki sebuah kereta bernama Boten-Vientiane.  Dikutip dari Antara, kereta ini diklaim sebagai kereta cepat pertama di Asia Tenggara.

Sejarah Kereta Boten-Vientiane

Kereta Api Laos-Cina yang juga dikenal sebagai Boten-Vientiane ini merupakan kereta api kecepatan tinggi yang menghubungkan kota di perbatasan kedua negara, bernama Boten, dengan Ibu Kota Negara Laos, Vientiane. Kereta ini menggunakan teknologi electric multiple unit (EMU) dengan spesifikasi kereta CR200J.

Kereta Boten-Vientiane memiliki jarak sejauh 414 kilometer membentang dari Laos hingga Ciina. Adanya kereta ini dapat mempersingkat perjalanan jalur darat yang awalnya ditempuh hingga 15 jam menjadi 4 jam saja.

Dilansir dari berbagai sumber, pembicaraan pertama mengenai proyek Kereta Boten-Vientiane ini bermula pada 2001. Rencana ini lalu dikonfirmasi oleh kedua negara pada 2009. Pengumuman ini dibicarakan langsung oleh Somsavat Lengsavad yang saat itu menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Laos.

Tujuh tahun sejak pengumuman, kedua negara kemudian memulai pembangunan kereta ini pada Desember 2016. Pembangunan proyek ini sempat tertunda akibat skandal korupsi pejabat perkeretaapian Cina.

Setahun sejak pembangunan,  pada akhir 2017 penyelesaian proyek ini menyentuh angka 20%. Proyek ini kemudian mencapai progres 80% pada September 2019.

Pada Maret 2020, para pekerja proyek mulai memasang jalur kereta di Laos setelah empat tahun proyek ini berjalan. Uji coba pengoperasian sistem informasi layanan penumpang juga sudah selesai pada November 2021.

Hingga akhirnya, proyek yang berada di bawah Belt and Road Initiative (BRI) ini secara resmi beroperasi pada 3 Desember 2023. Namun, Kereta Boten-Vientiane dapat beroperasi mengangkut penumpang sejak April 2023.

Pembiayaan Kereta Boten-Vientiane

Kereta Boten-Vientiane memakan biaya sebesar US$ 5,9 miliar atau sepertiga dari PDB Laos yang ditanggung oleh dua belah pihak, baik Cina dan Laos. Seperti halnya pembangunan Kereta Whoosh, pembiayaan proyek ini berasal dari dua unsur, yakni pinjaman dari bank Exim China sebesar US$ 3,5 miliar (60%) dan ekuitas perusahaan senilai US$ 2,3 miliar (40%).

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...