Pandemi Ubah Pasar Keuangan, UBS Sarankan Masuk Sustainable Investment
Pandemi corona memicu perubahan fundamental pada pasar modal dan keuangan global saat ini. Bank investasi asal Swiss, UBS Group, merekomendasikan kepada para klien pribadinya untuk menanamkan uang pada investasi berkelanjutan atau sustainable investment.
Langkah tersebut merupakan yang pertama dilakukan lembaga keuangan internasional. UBS, yang mengelola aset senilai US$ 2,6 triliun untuk beberapa orang terkaya dunia, berkeyakinan dengan 100% berinvestasi di portofolio berkelanjutan keuntungan yang dihasilkan sama dengan investasi tradisional.
"Kami percaya investasi berkelanjutan akan terbukti menjadi salah satu peluang paling menarik dan tahan lama bagi klien pribadi kami di tahun-tahun dan dekade mendatang." kata Iqbal Khan, Wakil Presiden UBS Global Wealth Management, dikutip dari Reuters, Kamis (10/9).
Dalam beberapa tahun terakhir, menurut Khan, banyak uang telah mengalir ke berbagai investasi berkelanjutan, termasuk proyek-proyek melawan perubahan iklim. Sekarang merupakan momen yang tepat untuk fokus pada aset tersebut di tengah pelemahan ekonomi akibat pandemi corona.
UBS mencatat kliennya yang telah memasukkan dana di investasi berkelanjutan mencapai US$ 500 miliar. Contohnya adalah obligasi hijau atau green bond dan saham dari indeks rendah karbon. Sementara, investasi tradisional, seperti surat utang biasa dan indeks saham utama, masih mendominasi pengelolaan dananya.
Pandemi, menurut Co-President UBS Global Wealth Management Tom Naratil, membuat pertimbangan investasi berkelanjutan tidak dapat diabaikan. “Kerentanan dan sifat masyarakat serta industri kita saat ini berada di garis depan pikiran investor,” ucapnya.
Wall Street Journal menuliskan, minat investasi hijau membengkak tahun ini. Salah satu tandanya adalah dana kelolaan reksa dana berkelanjutan mencapai US$ 20,9 miliar pada paruh pertama 2020. Angkanya memecahkan rekor karena sepanjang 2019 hanya US$ 21,4 miliar.