4 Kantor Akuntan Besar Keluarkan Kerangka Pelaporan Berstandar ESG

Sorta Tobing
23 September 2020, 11:42
ESG, emisi karbon, lingkungan, big four, bisnis hijau
ANTARA FOTO/REUTERS/Nacho Doce
Ilustrasi. Empat kantor akuntan terbesar di dunia, kerap disebut Big Four, mengeluarkan inisiatif kerangka pelaporan berstandar lingkungan, sosial, dan tata kelola alias ESG.

Empat kantor akuntan terbesar di dunia, kerap disebut Big Four, mengeluarkan inisiatif kerangka pelaporan berstandar lingkungan, sosial, dan tata kelola alias ESG. Langkah ini bertujuan untuk mendorong lebih 130 perusahaan global di International Business Council untuk mengadopsi standar tersebut pada 2021.

Inisiatif dari Deloitte, EY, PricewaterhouseCoopers (PwC), dan KPMG ini diperkirakan mendorong lebih banyak investor untuk menanamkan uangnya ke sektor ESG. “Bagi kami, penting memiliki standar yang sama. Apabila diadopsi secara luas, maka akan terjadi perubahan perilaku,” kata Chief Executive Officer Deloitte Global Punit Renjen, dikutip dari Financial Times, Selasa (22/9).

Advertisement

Standar pelaporan terbaru ini memiliki 21 metrik inti dan 34 metri tambahan. Di dalamnya mencakup berbagai masalah, seperti emisi karbon, besaran gaji, rasio gender, dan target tata kelola perusahaan.

Beberapa akuntan terkemuka memperingatkan, mungkin sulit bagi perusahaan Amerika Serikat melaporkan metrik sosial karena dapat meningkatkan potensi kewajiban. Namun, dorongan menciptakan kerangka kerja akuntansi umum berbasis ESG terus meningkat. Banyak investor dan pelaku usaha mendesak adanya sistem terukur soal bisnis hijau.

Kepala Eksekutif BlackRock Larry Fink telah mendorong kerangka kerja bersama selama bertahun-tahun dan sampai sekarang tidak banyak berhasil. Masalah utama yang terjadi adalah praktik yang berbeda-beda di berbagai wilayah. Komisi Eropa, misalnya, terus melanjutkan standar ESG terpisah.

Dengan inisiatif dari Big Four, harapannya standar itu akan terbentuk secara global. “Ini pertama kalinya kami melakukan seperti ini,” kata Global Chairman dan Chief Executive Officer EY Carmine di Sibio.

Pemimpin PricewaterhouseCoopers Network Bob Moritz menyebut kerangka kerja ini membantu investor mendapatkan informasi soal ESG. “Perjuangan manusia semakin buruk dengan Covid-19 dan satu-satunya cara menyelesaikan masalah itu adalah dengan membawa modal ke tempat yang tepat,” katanya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement