Kisah Bisnis Hero yang Awalnya Sukses Menggaet Para Ekspatriat

Sorta Tobing
2 September 2021, 16:46
hero, supermarket, retail, ms kurnia
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi Supermarket Hero.

PT Hero Supermarket Tbk telah menjual tanah dan bangunan IKEA Sentul City, Bogor senilai Rp 280 miliar. Pembelinya adalah Archipelago Property Development (APD). 

Kedua perusahaan terafiliasi karena memiliki anggota direksi dan komisaris yang sama. Pengendalinya pun serupa, yaitu Jardine Matheson Holdings Limited. 

Advertisement

Dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu (1/9), direksi Hero menyebut, penjualan tersebut akan meningkatkan ekuitas perusahaan. “Dananya akan digunakan untuk mengurangi pinjaman dan mendukung kebutuhan modal kerja dan operasional,” tulisnya. 

Selain IKEA, perusahaan berkode efek HERO itu memiliki merek lainnya, yaitu Guardian dan Hero Supermarket. Susunan pemegang sahamnya per 31 Agustus 2021, yaitu 63,59% dikuasai Mulgrave Corporation BV, 25,71% oleh Dairy Farm Company Ltd, 2,68% PT Hero Pusaka Sejati, dan 8,02% masyarakat. 

Mulgrave Corporation merupakan anak usaha Dairy Farm. Lalu, induk usaha Dairy Farm adalah Jardine Matheson. Di Indonesia, Jardine Matheson, perusahaan konglomerasi berbasis di Hong Kong, juga menguasai mayoritas saham PT Astra International Tbk.

Bisnis HERO terus tertekan karena pandemi Covid-19. Sampai semester pertama 2021, pendapatannya anjlok 25,99%, rugi membengkak dua kali lipat, hingga akhirnya harus menutup gerai Giant secara permanen.

Berdasarkan laporan keuangan, emiten retail ini membukukan pendapatan bersih  Rp 3,66 triliun pada paruh pertama tahun ini. Jumlah tersebut anjlok 25,99% dibanding periode sama tahun lalu senilai Rp 4,95 triliun. Hal itu salah satunya yang membuat Hero harus merugi Rp 550,88 miliar atau membengkak dua kali lipat lebih dari rugi Rp 202,07 miliar.

Berdirinya Hero Supermarket

Melansir dari situs perusahaan, Hero pertama kali berdiri pada 1959 oleh almarhum Muhammad Saleh Kurnia bersama dengan kakak laki-lakinya, Wu Guo Chang. Bentuk usahanya kala itu adalah CV (commanditaire vennootschap) dan berbisnis penjualan makanan.

Pada 23 Agustus 1971, melihat peminat makanan dan minuman impor yang tinggi, Kurnia membuka Hero Mini Supermarket. Dari sinilah kesuksesannya bermula. 

Hero menerima respon positif dari para pelanggan dengan membuka toko pada hari Minggu dan libur. Hal ini tidak dilakukan oleh kebanyakan supermarket pada masanya. Inovasi jam belanja alternatif ini kemudian ditiru oleh beberapa supermarket lainnya.

Hero
Hero (Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA)

Perjalanan Hero

Di tengah perekonomian RI yang tumbuh positif, Hero pun berkembang dengan pesat. Hingga pada 1980, supermarketnya sudah berjumlah sembilan toko di Jakarta.

Pada dekade tersebut kinerja Hero juga terungkit karena bertambahnya penghasilan masyarakat menengah dan atas di Ibu Kota. Pertumbuhan ini yang mengarahkan perusahaan untuk  melakukan pencatatan perdana sahamnya (IPO) pada 1989.

Sebanyak 15% saham perusahaan melantai di bursa, harga sahamnya pun bergerak naik dengan cepat. Namun, keberhasilan itu hanya sebentar pendirinya rasakan. Pada 10 Mei 1992, Muhammad Saleh Kurnia meninggal dunia.

Bisnis Hero kemudian dilanjutkan oleh istrinya, Nurjahati. Pada 1994, perusahaan berkembang memiliki 56 supermarket, dari hanya 26 supermarket pada saat melakukan IPO.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement