• Usai merger, Gojek dan Tokopedia akan IPO di Bursa Efek Indonesia pada paruh kedua tahun ini. 
  • Penggabungan keduanya akan melengkapi bisnis masing-masing perusahaan.
  • Merger menjadi upaya mengejar ketertinggalan dari pesaingnya, yaitu Shopee dan Grab. 

Merger Gojek dan Tokopedia tinggal menunggu kesepakatan para pemegang saham. Kedua manajemen dan pimpinan perusahaan sudah setuju dengan rencana penggabungan tersebut.

“Mereka tinggal mencari kesepakatan pemegang saham melalui apa yang disebut paket persetujuan,” kata sumber Bloomberg, Jumat (9/4).

Advertisement

Penggabungan keduanya akan menjadikan mereka pemain besar dalam bisnis e-commerce dan ride hailing di Indonesia. Gojek dan Tokopedia juga telah membahas berbagai skenario untuk membuat daftar entitas gabungan di Jakarta dan Amerika Serikat sehingga dapat bernilai hingga US$ 40 miliar atau sekitar Rp 585 triliun. 

Reuters menyebut, decacorn Gojek dan unicorn Tokopedia bakal menyelesaikan proses merger dalam beberapa minggu ke depan. Setelah merger, kedua perusahaan akan melakukan penawaran saham perdana atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada paruh kedua tahun ini. Lalu, keduanya akan mencatatkan saham di bursa AS pada 2022.

Komisaris BEI Pandu Sjahrir dalam wawancaranya dengan Katadata.co.id pada Rabu lalu juga membenarkan kabar itu. “Insya Allah tahun ini (Gojek dan Tokopedia) IPO. Kalau semester pertama saya kira terlalu cepat,” ujarnya. 

Perluasan pencarian dana ke pasar modal, menurut dia, sangat penting. "Mau-tidak mau akhirnya harus mencari lower capital atau modal yang lebih rendah. Salah satu cara terbaiknya, end game-nya, adalah menjadi perusahaan publik," katanya Pandu.

Kedua startup jumbo tersebut memiliki beberapa investor yang sama, yaitu Google, Temasek Holdings Pte, dan Sequoita Capital India. Alibaba Group, investor e-commerce Lazada, juga menanamkan uangnya di Tokopedia.

Baik Gojek dan Tokopedia belum dapat memberikan detail informasi kesepakatan itu. "Kami memahami bahwa ada banyak diskusi yang beredar terkait isu ini, namun kami tidak dapat berkomentar saat ini," kata Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita.

Begitu juga dengan Tokopedia. "Jika ada aksi korporasi, kami pasti akan menyampaikannya kepada publik," kata VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak.

Sebelumnya, sumber D-Insights menyebut Gojek dan Tokopedia sudah menandatangani kesepakatan jual beli saham saham bersyarat atau conditional sales and purchase agreement (CSPA). Gojek akan memegang 60% saham entitas gabungan, Tokopedia sisanya.

Gojek x Tokopedia
Ilustrasi merger Gojek dan Tokopedia (Adi Maulana Ibrahim |Katadata)

Merger, Upaya Bangun Ekosistem Digital

Salah satu karakteristik platform digital adalah mengutamakan nilai valuasi untuk mendapatkan pendanaan sebagai upaya tetap bersaing di industri masing-masing. “Sering kali bersaing dalam hal harga, seperti perang harga, diskon, atau promo,” kata peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda

Untuk menaikkan nilai valuasi, stratup biasanya melakukan upaya penambahan jumlah pengguna, bisa dengan ekspansi atau merger (akuisisi). Cara kedua ini yang sedang ditempuh oleh Gojek dan Tokopedia.

Apabila keduanya berhasil merger, maka nilai valuasi perusahaan dapat naik dua kali lipat dari nilai tertinggi salah satu platform. “Dengan begitu potensi pendanaan bisa meningkat,” ucap Nailul.

Merger juga dapat menjadi cara untuk membangun ekosistem digital yang lengkap. Dari mulai perdagangan daring (online), kurir, hingga pembiayaan perbankan. Para partner Gojek dan Tokopedia dapat memanfaatkan platform yang ada.

Pembayaran pun menjadi mudah dengan dompet digital atau e-wallet, GoPay. “Mereka bisa bersaing dengan Shopee yang sudah merambah duluan ke sektor pesan-antar makanan,” katanya. 

Sebagai informasi, Indonesia merupakan pasar besar dalam ekonomi digital di bidang pesan-antar makanan daring. Hal ini terlihat dari nilai gross merchandise value (GMV) sebesar US$ 3,7 miliar pada 2020, tertinggi di Asia Tenggara. GMV adalah total nilai penjualan seluruh barang selama kurun waktu tertentu.

Posisi GMV Indonesia disusul Thailand dan Singapura dengan masing-masing senilai US$ 2,8 miliar dan US$ 2,4 miliar, seperti terlihat pada grafik Databoks di bawah ini. Perusahan yang memiliki GMV tertinggi di sektor ini di Asia Tenggara adalah Grab sebesar US$ 5,9 miliar, Foodpada US$ 2,52 miliar, dan Gojek US$ 2 miliar.

Penggabungan tersebut juga dapat menjadi cara keduanya berekspansi ke luar Indonesia. “Tokopedia nampaknya dapat dengan mudah mengikuti jejak langkah Gojek,” ujar Nailul.

Gojek sudah lebih dulu berekspansi ke luar negara ini. Pada 2018, perusahaan berekspansi ke Vietnam dengan nama GoViet. Setahun kemudian merambah ke Thailand dengan Get. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement