• Varian Delta yang berasal dari India membuat penularan Covid-19 menjadi lebih cepat. 
  • PPKM mikro dinilai tidak efektif karena Covid-19 di Indonesia sudah memasuki tahap community transmission
  • Para ekonom berpendapat penyelesaian pandemi yang tidak serius akan membuat perekonomian terus tertekan. 

Angka kasus Covid-19 di Indonesia naik tajam dalam sepekan terakhir. DKI Jakarta bahkan bersiap memasuki fase genting. Rumah sakit mulai kewalahan menerima tambahan pasien.

Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran telah menambah dua ribu ranjang. Lalu, Tower 8 RSD Wisma Atlet Pademangan juga bersiap menerima pasien. Tower tersebut selama ini berfungsi sebagai tempat isolasi mandiri pekerja migran yang baru kembali ke Indonesia. 

Nantinya, para pekerja migran akan pindah ke Tower 9 dan 10. Sedangkan Tower 8 khusus pasien positif Covid-19. Dengan begitu, kapasitas RSD Wisma Atlet naik menjadi 9.566 tempat tidur.

Penambahan kasus di ibu kota per Kamis (17/6), menyentuh angka 4.144 pasien. “Jika kita kilas balik, kasus hari ini mendekati angka tertinggi yang pernah terjadi pada 7 Februari 2021, yaitu 4.213 kasus dalam sehari,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia. 

Untuk keterisian tempat di rumah sakit ibu kota, dari total 8.524 ranjang, yang terisi mencapai 85%. Sedangkan tempat tidur di unit perawatan intensif (ICU) yang terisi mencapai 74% dari 1.186 ranjang. 

Ia meminta seluruh warga tetap waspada terhadap mutasi virus corona yang baru dan mudah menular. Gejala yang timbul lebih berat dari varian sebelumnya. 

Dari hasil pemeriksaan whole genome sequencing atau WGS, tiga varian sudah masuk ke Jakarta. Ketiganya adalah Alpha (B.1.1.7), Beta (B.1.351), dan Delta (B.1.617.2). 

Lonjakan Pasien Covid-19 Di Jakarta Terus Bertambah, Wisma Atlet Tambah Kapasitas Tempat Tidur
Lonjakan pasien Covid-19 di Jakarta. (Muhammad Zaenuddin|Katadata)

Mengapa Kasus Covid-19 Naik Lagi?

Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengatakan dalam sepuluh hari terakhir lonjakan kasus terjadi karena varian baru Covid-19. Varian Delta yang berasal dari India membuat penularan virus corona menjadi lebih cepat. 

Sebagai informasi, Negeri Bollywood sebelumnya diterjang tsunami Covid-19. Gelombang kedua itu begitu parah, sampai angka kasus hariannya pada Mei lalu sempat mencapai 400 ribu pasien. Saat ini jumlahnya berangsur-angsur turun ke 60an ribu kasus per hari. 

Masdalina mengatakan, varian inilah yang mendorong empat provinsi di Pulau Jawa kini berada di zona merah kembali. Episentrumnya berada di Kudus (Jawa Tengah), Bandung (Jawa Barat), dan Jakarta.

Secara agregat, DKI Jakarta akan mengalami kenaikan kasus 400%, Depok 305%, Bekasi 500%, Jawa Tengah 898%, dan Jawa Barat 104%. Lonjakan ini terjadi, menurut dia, bukan karena dampak mudik Lebaran pada bulan lalu. “Tapi karena kegagalan cegah-tangkal, yang berakibat masuknya varian baru ke Indonesia,” katanya.

Ia menyebutnya kebobolan. Banyak orang masuk ke Indonesia dari luar negeri dengan ketentuan hanya lima hari karantina. “Padahal, seharusnya 14 hari berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),” ujar Masdalina. 

Databoks di bawah ini menunjukkan provinsi dengan kasus aktif terbanyak di Indonesia.

Protokol kesehatan yang belum terlaksana dengan baik juga menjadi pemicu lonjakan kasus Covid-19.  Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Pandu Riono menyebut interaksi antar manusia kian meningkat karena mobilitas penduduk yang tinggi dan masif.

Masalahnya, setiap terjadi libur panjang, pemerintah hanya memberi imbauan jangan melakukan mobilitas. “Ini tidak ada manfaatnya. Pemerintah bersikap seakan-akan melakukan sesuatu, padahal tidak,” ujarnya kepada Katadata.co.id.

Sementara, Epidemiolog Griffith University, Australia, Dicky Budiman memprediksi potensi puncak kasus Covid- 19 terjadi pada akhir Juni 2021 “Angka kasus ini sebetulnya bukan naik, memang sejak awal tinggi. Ini merupakan akumulasi perjalanan satu tahun pandemi kita yang tidak terkendali,” katanya.

Dicky mengatakan, situasinya memburuk karena kemunculan varian baru Covid-19. Varian Alpha akan memimpin dan mendominasi puncak pertama di akhir Juni ini. Selanjutnya, yang jauh lebih serius dan berbahaya lagi adalah varian Delta. 

“Varian Delta dapat membuat chaos layanan kesehatan kita. Itu sebabnya ada potensi puncak kembar, puncak yang berdekatan,” kata Dicky.

Halaman:
Reporter: Antara

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement