• Tempat-tempat wisata di Bali mulai dibuka dan ramai dikunjungi wisatawan.
  • Pulau Dewata juga bersiap menerima wisatawan mancanegara pada November dan Desember nanti.
  • Kebijakan baru tes PCR menuai kritik sejumlah pihak. 

Pariwisata Bali mulai bergairah. Objek wisata Bedugul di Kabupaten Tabanan ramai dikunjungi pelancong sejak sepekan terakhir.

Herlys Prasasti, wisatawan asal Jawa Barat, merasa senang dapat kembali berlibur seiring dengan pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat alias PPKM. 

Advertisement

Selain karena panorama alam yang indah, Herlys memilih Bali untuk refreshing. “Tapi tetap jaga protokol kesehatan (prokes), ikuti aturan pemerintah. Yang penting semua sehat,” ucapnya, dikutip dari Antara, Rabu (20/10). 

Para wisatawan berdatangan sejak Pulau Dewata membuka destinasi wisata pada 10 September lalu. “Kenaikan jumlah kunjungan sudah terlihat sejak seminggu lalu,” kata humas objek wisata Bedugul. Putu Suarya.

Pada musim liburan, rata-rata pelancong yang datang mencapai 300 orang. Untuk hari biasa jumlahnya 100 orang per hari.

Dengan mulai ramainya objek wisata di Bali, pihaknya berharap pemerintah memberikan kemudahan bagi wisatawan. “Kami jamin mereka akan aman dan nyaman berwisata di sini karena kami melakukan protokol kesehatan (prokes) sangat ketat,” kata Suarya. 

Sebelum menikmati keindahan pura di tengah danau, wisatawan wajib memakai masker dan menujukkan aplikasi PeduliLindungi. Petugas lalu akan mengecek suhu tubuh para pelancong. Di dalam tempat wisata, para pelancong harus menjaga jarak.

Kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park di Kabupaten Badung juga kembali dibuka untuk kunjungan turis. Sebelumnya, tempat wisata ini tutup sejak Pandemi 2021 akibat pandemi Covid-19.

Manajemen GWK memutuskan membuka kembali mulai 22 Oktober lalu. “Kenapa baru sekarang, karena banyak pertimbangan. Kami melihat kasus Covid-19 di Bali melandai,” kata General Manager GM Marketing Communication & Event, GWK Cultural Park Andre Prawiradisastra, Jumat.

Indikator yang menentukan lainnya adalah keputusan pemerintah membuka kemabli penerbangan internasional Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Untuk awal, GWK hanya dibuka pada Jumat sampai Minggu. “Apabila kondisi membaik dua minggu ke dapan, kami akan buka setiap hari,” ucapnya. 

Seorang wisatawan asal Jakarta bernama Bella mengatakan penerapan prokes di GWK cukup baik. “Kebetulan ini liburan pertama kami setelah hampir dua tahun hanya di Ibu Kota,” katanya. “Protokol kesehatan di GWK berjalan ketat, termasuk menggunakan aplikasi PeduliLindungi, yang membuat kami merasa aman dan nyaman.”

Pada saat gelombang kedua virus corona melanda, PPKM pun berlaku. Dampaknya, kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali nihil pada Juli sampai Agustus lalu, seperti terlihat pada grafik Databoks di bawah ini. Kondisi ini menghantam sektor pariwisata yang berkontribusi besar pada perekonomian pulau tersebut .

 

wisata
Tempat wisata di Bali. (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nz)

Bali Bersiap Terima Wisatawan Asing

Pemerintah Provinsi Bali juga bersiap menyambut kedatangan wisatawan mancanegara (wisman). Buku panduan tata cara berwisata di Pulau Dewata di masa pandemi Covid-19 telah terbit. 

Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa mengatakan wisman yang baru datang harus menjalani karantina selama lima hari. Pemerintah telah menyiapkan 35 hotel untuk keperluan tersebut. “Selama karantina, kami berharap agar para turis tidak keluar kamar hotel untuk menghindari penularan Covid-19,” ucapnya.

Para wisman akan menerima buku panduan tersebut saat tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Selain itu, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi, seperti asuransi, visa, dan surat keterangan bebas virus corona. 

Ia memprediksi kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara akan terlihat pada November atau Desember 2021. “Saat ini bukan hanya Bali yang melakukan persiapan, para pelancong dan maskapai penerbangan juga melakukannya,” kata Astawa. 

Sebagai informasi, pemerintah telah membuka pintu masuk internasional sejak 14 Oktober 2021. Melansir dari akun Instagram resmi Kementerian Perhubungan pada Sabtu lalu, ada tiga alasan yang melatarbelakangi keputusan itu.

Pertama, memulihkan ekonomi masyarakat. Kedua, memperlancar warga negara Indonesia (WNI) dan pekerja migran Indonesia (PMI) yang akan pulang ke Tanah Air. Terakhir, membuka kembali kerja sama ekonomi luar negeri. 

Ada lima pintu masuk internasional untuk transportasi udara. Kelimanya adalah Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Tangerang), Bandara Internasional Sam Ratulangi (Manado), Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai (Bali), Bandara Internasional Hang Nadim (Batam), dan Bandara Internasional Raja Haji Fisibilillah (Tanjung Pinang).

Khusus Bandara Hang Nadim telah dibuka untuk melayani penerbangan internasional berjadwal. Sedangkan Bandara Raja Haji Fisabilillah hanya melayani penerbangan internasional tidak berjadwal (charter flight).

Menteri Parwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebut pihaknya terus mengobservasi situasi pasca-pembukaan Bandara I Gusti Ngurah Rai. “Kami juga berkoordinasi dan mengevaluasi teknis kedatangan perjalanan, kebijakan, hingga regulasi persyaratan yang tepat untuk wisman. Karena persyaratan ini turut mempengaruhi kunjungan wisman,” ujarnya.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika, Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement