• Penjualan mobil listrik berbasis baterai naik 15 kali lipat pada 2022.
  • Banyak pihak menunggu insentif mobil listrik.
  • Insentif pajak mobil listrik mirip dengan langkah Amerika Serikat.

Lonjakan penjualan mobil listrik sedang terjadi. Kondisi ini muncul di tengah kampanye intensif pemerintah untuk mendorong transisi energi di sektor transportasi dan insentif pajak kendaraan listrik (EV). 

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil listrik berbasis baterai naik 15 kali lipat ke 10.327 unit pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk kelas hybrid, penjualannya tumbuh dua kali lipat ke 5.100 mobil.

Permintaan terhadap kendaraan non-bahan bakar minyak (BBM) itu juga terlihat di Indonesia International Motor Show (IIMS) di Jakarta International Expo pada 16 sampai 26 Februari lalu. Pabrikan mobil asal Inggris, PT MG Motor Indonesia, membukukan pesanan untuk 330 mobil tipe MG 4 EV. 

Direktur Pemasaran MG Motor Indonesia Arief Syarifudin mengatakan, pemesanan muncul meskipun perusahaan belum mengeluarkan harga crossover elektrik tersebut. Harganya diperkirakan berkisar di Rp 700-an juta. “Rencananya mobil ini akan kami luncurkan pada Juli 2023,” katanya.

Di IIMS, pabrikan mobil lokal, yaitu PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) juga memperkenalkan mobil listrik pertamanya. Ada dua prototipe mobil listrik pada pameran tersebut, yaitu Bima EV Cargo Van dan Bima EV Passenger Van.

Kedua mobil ini memiliki baterai berkapasitas 49,1 kilowatt jam (kWh) untuk menempuh jarak hingga 300 kilometer (km). Untuk Cargo Van harganya Rp 530 juta dan Passenger Van Rp 540 juta.

Presiden direktur Esemka Eddy Wirajaya mengatakan, Bima EV merupakan hasil kerja sama dengan perusahaan otomotif Tiongkok, Shineray. “Sekarang Esemka Bima EV masih prototipe tapi ke depan akan diproduksi secara CKD di pabrik kami di Boyolali,” ujarnya pada 17 Februari lalu.

Tembus 4 Ribu Unit, Penjualan Mobil Listrik Wuling di Luar Ekspektasi
Mobil Listrik Wuling. (Katadata)

Urgensi Insentif Pajak Mobil Listrik

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya mengatakan adopsi kendaraan listrik dapat mengurangi konsumsi BBM kendaraan konvensional yang saat ini mencapai hampir 70 miliar liter per tahun.

Pemerintah akan meningkatkan pangsa pasar kendaraan listrik di dalam negeri hingga 10% dari total kendaraan pada 2023-2024. Peningkatan pasar kendaraan listrik itu, dilakukan dengan berbagai upaya, di antaranya pemberian insentif pembelian dan konversi motor listrik serta pengurangan pajak untuk mobil listrik.

Luhut menyebut, pemerintah telah mempersiapkan insentif pembelian mobil listrik lewat pengurangan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) kendaraan ke 1% dari 11%. Pembahasannya sudah pemerintah lakukan pada 1 Februari 2023. Lalu, Peraturan Menteri Keuangannya (PMK) seharusnya terbit pada awal bulan yang sama.

Namun, hingga akhir Februari 2023, PMK itu tak kunjung muncul. Direktur Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian Keuangan Rofyanto mengatakan, institusinya masih melakukan analisis terhadap rencana insentif pajak ini.

Skema tersebut menandai perubahan dari wacana subsidi pembelian yang sempat muncul dari Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Politisi Partai Golongan Karya itu mengatakan pada Desember 2022, pemerintah berencana untuk memberikan subsidi Rp 80 juta untuk mobil listrik berbasis baterai dan Rp 40 juta untuk mobil listrik hibrida.

Halaman:
Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement