• Dalam dua tahun terakhir enam peristiwa kebakaran terjadi di fasilitas BBM Pertamina.
  • Evaluasi sistem keamanan di terminal dan kilang mendesak dilakukan. 
  • Pemerintah mengeluarkan opsi memindahkan Depo Plumpang. 

Direktur Penunjang Bisnis Pertamina Dedi Sunardi dicopot jabatannya oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Keputusan ini muncul lima hari setelah terjadi kebakaran hebat pada Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara. 

Sebagai gantinya, Kementerian menugaskan Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Erry Widiastono untuk mengisi sementara posisi tersebut. “Sampai dengan diangkatnya direktur penunjang bisnis yang definitif,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fadja Djoko Santoso dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/3). 

Advertisement

Masa jabatan Dedi terbilang singkat. Ia baru diangkat menjadi direktur perusahaan pelat merah itu pada 3 Mei 2021. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Direktur Utama PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo).

Dalam masa jabatan itu alias dalam dua tahun terakhir, kebakaran di fasilitas produksi Pertamina kerap terjadi. Catatan Katadata.co.id menunjukkan, ada enam peristiwa serupa. Peristiwa di Depo Plumpang yang paling memakan korban jiwa, yaitu 19 nyawa.

Melansir Antara, warga sekitar depo sudah mencium bau bensin sebelum api melahap tangki BBM. “Ada bau bensin yang santer saat melintas,” ucap Pandi Ahmad, warga Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/3). 

Lalu, kira-kira pukul 20.11 WIB terjadi ledakan dan kebakaran dahsyat muncul. Para warga di Jalan Tanah Merah Bawah, yang berimpitan dengan depo tersebut, berlarian menyelamatkan diri. 

Api dengan cepat melintasi tembok pemisah tangki dan pemukiman. Banyak rumah warga langsung terbakar habis. Puluhan orang terluka. Ratusan jiwa terpaksa mengungsi di Kantor Palang Merah Indonesia Jakarta Utara dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Rasela.

Kejadian tragis ini bukan kali pertama terjadi. Pada 18 Januari 2009, kebakaran hebat juga terjadi di Depo Plumpang. Tangki yang menampung 5 ribu kiloliter Premium habis dilahap si jago merah. Satu petugas keamanan menjadi korban jiwa dalam peristiwa itu. 

Pada 5 Februari 2009, Kementerian BUMN mencopot Direktur Utama Pertamina Ari Soemarno. Sebagai gantinya, Menteri BUMN Sofyan Djalil menunjuk Karen Agustiawan sebagai bos perusahaan migas negara tersebut. 

DAMPAK KEBAKARAN DEPO PERTAMINA PLUMPANG
Dampak Kebakaran Depo Plumpang Pertamina. (Katadata/Muhamad Fajar Riyandanu)

Evaluasi Fasilitas Produksi Pertamina

Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mengatakan kebakaran berulang di Depo Plumpang mengindikasikan bahwa sistem keamanannya “amat buruk” dan tidak memenuhi standar internasional. 

Aset strategis dan berisiko tinggi seharusnya memiliki standar nol kecelakaan (zero accidents). Pertamina tidak terlihat serius memperbaiki sistem keamanan. “Sehingga menyebabkan kebakaran beruntun kilang dan deponya,” kata Fahmi, Selasa (7/3). 

Menurut Databoks, terdapat 20 kebakaran yang telah terjadi di fasilitas Pertamina sejak 1995. Kebakaran paling sering terjadi di kilang Cilacap di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, yaitu hingga tujuh kali. 

Padahal kilang Cilacap memiliki posisi strategis. Fasilitasnya menyumbang kebutuhan BBM nasional, yang mayoritas disalurkan di Pulau Jawa. 

Sebelum kebakaran di Depo Plumpang, terjadi pula kebakaran di Balongan, Indramayu, Jawa Barat, pada 8 September 2022. Kebakaran ini diduga karena sambaran petir. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. 

Kilang Balongan juga mengalami kebakaran pada Maret 2021. Insiden ini memakan satu korban jiwa. Sebanyak lima korban mengalami luka para, 15 orang terluka, dan ribuan warga terpaksa mengungsi. 

Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berencana memanggil Pertamina untuk melakukan evaluasi. “Kejadian yang seharusnya bisa kita hindari. Namun, karena sudah terjadi memang sebaiknya kita adakan evaluasi,” kata Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad pada Selasa (7/3).

Memang mayoritas kebakaran di fasilitas Pertamina selama ini karena faktor alam. Namun, menurut Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Listyo Sigit Prabowo, kebakaran di Depo Plumpang diduga akibat gangguan teknis. 

Insiden tersebut terjadi saat pengisian atau penerimaan BBM Pertamax dari Kilang Balongan. Gangguan teknis menimbulkan tekanan berlebihan, yang akhirnya memicu kebakaran.

Halaman:
Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement