Potensi Produksi Baterai Domestik dan Kesiapan BUMN

Jimmy Wijaya
Oleh Jimmy Wijaya
1 April 2023, 08:00
Jimmy Wijaya
Katadata

Salah satu alasan tingginya harga jual mobil listik karena dipengaruhi oleh komponen yang sangat penting yaitu baterai. Untuk satu unit mobil listrik, Indonesia Battery Corporation (IBC) menyebut harga baterainya  sekitar 30% sampai 40% dari harga jual kendaraan.

Guna mendorong minat publik terhadap kendaraan listrik, Indonesia wajib memproduksi baterai secara domestik. Tujuaannya jelas, demi memangkas harga jual dan mencapai target 187 ribu unit mobil listrik pada 2030.

Jika berkaca pada bisnis kendaran electric vehicle (EV) di Korea Selatan, harga jual mobil tidak terlampau mahal dibandingkan pasar dalam negeri. Sebut saja LG Chem Ltd, salah satu industri raksasa baterai kebanggaan Korea Selatan, menjadi penyokong ekosistem kendaraan listrik bersama pabrikan Hyundai.

Secara ketersediaan sumber daya alam (SDA), negara ini lebih unggul dibanding Korea Selatan. Berdasarkan data Survei Geologi Amerika Serikat, Indonesia berada pada urutan pertama penghasil nikel dunia.

Sedangkan Korea Selatan, sebagai produsen baterai, jutru mengimpor nikel dari Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut negara tujuan ekspor nikel terbesar Indonesia di kuartal awal 2022 lalu adalah Tiongkok, dengan volume mencapai 73,9 juta kg dan nilai total US$ 520,98 juta.

Diikuti Jepang dengan volume sebesar 16,89 juta kg (US$236,2 juta) dan Korea Selatan sebanyak 14,1 juta kg (US$71,06 juta). Kemudian ekspor nikel ke Malaysia sebanyak 10,52 juta kg (US$69,9 juta) dan Hongkong 49,45 ribu kg (US$78,87 ribu).

EKOSISTEM KENDARAAN LISTRIK BERBASIS BATERAI
EKOSISTEM KENDARAAN LISTRIK BERBASIS BATERAI (ANTARA FOTO/Agha Yuninda/wsj/tom.)

UU Minerba

Guna mendorong percepatan pembangunan pabrik baterai skala lokal, pemerintah telah menerbitkan regulasi Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang mineral dan batubara (Minerba). Pasal 102-104 UU tersebut terdapat dua ketentuan yang dapat mendorong percepatan pembangunan pabrik baterai.

Pertama, kewajiban untuk melakukan peningkatan nilai tambah mineral melalui pengolahan dan pemurnian. Kedua, dibolehkannya pengusaha minerba untuk bekerja sama dengan pemegang IUP/IUPK yang memiliki fasilitas smelter dalam kegiatan peningkatan nilai tambah tersebut.

Undang-undang tersebut menetapkan bahwa kendaraan listrik yang dijual di Indonesia harus memiliki persentase baterai lokal yang diproduksi di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mendorong produksi baterai kendaraan listrik dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor baterai dari luar negeri.

Selain kebijakan pemerintah dalam rangka mendorong percepatan produksi, Indonesia juga memiliki keuntungan kompetitif. Biaya tenaga kerja dalam negeri lebih kompetitif dan bisa bersaing dengan pekerja asing. Tentu ini menjadi variabel yang membuat biaya produksi baterai kendaraan listrik di Indonesia lebih terjangkau dibanding negara-negara lain.

Potensi industri baterai untuk kendaraan listrik di Indonesia juga didukung oleh pertumbuhan pasar kendaraan listrik yang sangat cepat dengan catatan yang menunjukkan tren positif. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebut volume penjualan battery electric vehicle (BEV) di pasar domestik pada Desember 2022 berjumlah 2.404 unit. Data itu merupakan pencapaian tertinggi sepanjang tahun.

Jika diakumulasikan, total volume penjualan wholesale mobil listrik BEV di Indonesia periode Januari-Desember 2022 mencapai 10.327 unit. Mobil listrik terlaris sepanjang 2022 adalah Wuling Air EV Long Range dengan angka wholesale 6.859 unit, diikuti Hyundai Ioniq 5 Signature Extended 1.517 unit, dan Wuling Air EV Standard Range 1.194 unit.

 

Limpahan Sumber Daya Alam

Salah satu faktor yang memengaruhi perkembangan industri baterai di Indonesia adalah ketersediaan SDA yang melimpah. Indonesia memiliki cadangan nikel dan kobalt terbesar di dunia, dua bahan yang sangat penting dalam produksi baterai. Hal ini memberikan keuntungan kompetitif bagi Indonesia dalam pengembangan industri baterai.

Indonesia diketahui mempunyai 93% sumber daya alam (SDA) bahan baku baterai mobil listrik, seperti nikel, mangan, dan kobalt. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia diperkirakan memiliki cadangan nikel hingga 24 juta metrik ton (MT). Di tahun 2021, produksi olahan nikel Indonesia mencapai 2,47 juta ton naik 2,17% dibanding 2020 yang sebesar 2,41 juta ton.

Sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia kini sedang menggenjot hilirisasi di dalam negeri. Hal tersebut dibarengi dengan digenjotnya sejumlah infrastruktur baik fasilitas pengolahan serta pemurnian (smelter) kini tengah dibangun di dalam negeri.

Halaman:
Jimmy Wijaya
Jimmy Wijaya
Editor: Sorta Tobing

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke [email protected] disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...