Produksi Batu Bara Cina Naik, HBA September Turun ke US$ 319 per Ton

Muhamad Fajar Riyandanu
2 September 2022, 09:50
Produksi Batu Bara Cina Naik, HBA September Turun ke US$ 319 per Ton
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.
Pekerja melintas di dekat kapal tongkang pengangkut batubara di kawasan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk di Palembang, Sumatera Selatan.

Harga Batu bara Acuan (HBA) bulan September 2022 turun tipis dibanding HBA Agustus, turun 0,74% atau US$ 2,37 ke angka US$ 319,22 per ton. Penurunan HBA September ini dipengaruhi oleh turunnya nilai rerata indeks bulanan penyusun HBA, yaitu Indeks Indonesia Coal Index atau ICI turun 4,95%, Platts turun 4,54%, Global Coal Newcastle Index atau GNCC naik 1,60% dan Newcastle Export Index atau NEX naik 1,39%.

Selain itu, turunnya HBA juga disebabkan oleh meningkatnya produksi batu bara Cina dalam upaya mereka mengatasi krisis listrik akibat gelombang panas. "Kekeringan di Cina yang melanda pembangkit listrik tenaga air juga turut menjadi faktor turunnya harga batu bara dunia," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, dalam siaran pers yang dikutip Jumat (2/9). 

Faktor lain yang turut memengaruhi, sambung Agung, adalah adanya upaya dari Cina untuk terus meningkatkan impor batu bara dari Rusia dan Australia. "Ini menjadi salah satu penyebab index NEX dan GCNC cenderung masih terus naik," jelasnya.

Adapun pergerakan HBA sejak awal tahun 2022 sempat menyentuh nilai tertinggi pada bulan Juni, di mana HBA terkerek hingga menyentuh angka US$ 323,91 per ton. Faktor kondisi geopolitik Eropa imbas konflik Rusia dan Ukraina serta krisis listrik di India akibat gelombang hawa panas menjadi faktor pengerek utama. Setelahnya, HBA cenderung fluktuatif mengalami kenaikan dan penurunan. HBA Juli ada di angka US$ 319,00 per ton dan Agustus lalu sebesar US$ 321,59 per ton.

Sebagai informasi, terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA, yakni supply atau pasokan dan demand atau permintaan. Pada faktor turunan pasokan dipengaruhi oleh cuaca, teknis tambang, kebijakan negara pemasok, hingga teknis di rantai pasok seperti kereta, tongkang, maupun pemuatan di terminal.

Sementara untuk faktor turunan permintaan dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti gas alam cair, nuklir, dan hidro.

HBA sendiri merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks ICI, NEX, GCNC dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal per kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8%, dan Ash 15%.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...