Perang Belum Berakhir, Putin Kirim 300.000 Pasukan Tambahan ke Ukraina
Perang Rusia dan Ukraina masih jauh dari kata berakhir. Presiden Rusia, Vladimir Putin justru memobilisasi sebanyak 300.000 pasukan tambahan untuk menghancurkan Ukraina.
Sebagaimana dikutip dari NBC News, Rabu (21/9), Putin menerjunkan lebih banyak pasukannya setelah melakukan invasi penuh sejak Februari lalu. Dalam pidato nasional, yang jarang terjadi, Putin mendukung rencana negaranya untuk mencaplok wilayah yang diduduki di Ukraina selatan dan timur.
"Rusia mengancam akan melakukan serangan pembalasan nuklir apabila Kyiv tetap bersikukuh mempertahankan wilayahnya," tulis laporan itu.
Itu terjadi hanya sehari setelah empat wilayah yang dikuasai Rusia mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan pemungutan suara minggu ini untuk memisahkan diri dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia.
Rusia akan menggunakan semua cara yang dimilikinya untuk melindungi apa yang dianggapnya sebagai wilayahnya. Putin juga menuduh Barat melakukan pemerasan nuklir dan memperingatkan: “Ini bukan gertakan," katanya.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan 300.000 cadangan awal akan disiapkan. Hanya mereka yang memiliki pengalaman tempur dan layanan yang relevan yang akan dimobilisasi.
Washington mengatakan eskalasi Putin adalah langkah yang telah diperkirakan sebelumnya. Menurut Bridget Brink, duta besar AS untuk Ukraina mobilisasi adalah tanda kelemahan, kegagalan militer Rusia.
"Amerika Serikat tidak akan pernah mengakui klaim Rusia yang konon mencaplok wilayah Ukraina, dan kami akan terus mendukung Ukraina selama yang diperlukan," katanya.
Hal senada juga dituturkan Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace. Ia menggambarkan pengumuman mobilisasi Putin sebagai “pengakuan bahwa invasinya gagal.”
"Dia dan menteri pertahanannya telah mengirim puluhan ribu warga mereka sendiri ke kematian mereka, tidak diperlengkapi dengan baik dan dipimpin dengan buruk," kata Wallace dalam sebuah pernyataan.
“Tidak ada jumlah ancaman dan propaganda yang dapat menyembunyikan fakta bahwa Ukraina memenangkan perang ini, komunitas internasional bersatu dan Rusia menjadi paria global.”