Dapat Restu WHO, Negara G20 Sepakat Buat Paspor Kesehatan Digital

Abdul Azis Said
14 November 2022, 07:53
Dapat Restu WHO, Negara G20 Sepakat Buat Paspor Kesehatan Digital
ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/nym.
Warga memperlihatkan kartu vaksin usai mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 di Masjid Agung Kota Kediri, Jawa Timur.

Salah satu kesepakatan yang dicapai dalam pembicaraan tingkat menteri kesehatan G20 yakni standardisasi protokol kesehatan. Masyarakat nantinya bisa memiliki paspor kesehatan digital yang memuat riwayat vaksinasi hingga hasil tes kesehatan.

"Kita standardisasi protokol kesehatan global atau bikin paspor kesehatan digital lah kasarnya, dan itu telah disetujui menggunakan standar WHO, nanti masuk dalam regulasi kesehatan internasional WHO di bawah Majelis Kesehatan Dunia," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dalam wawancara khusus dengan Katadata.co.id dalam rangkaian KTT G20 di Bali, Minggu (13/11).

Budi menyebut, alasan utama usulan dari Indonesia tersebut untuk memastikan mobilitas masyarakat tetap berjalan meskipun kembali terjadi pandemi di masa mendatang. Dengan kata lain, pemilik paspor yang sudah melakukan vaksinasi dan hasil tesnya sehat, boleh bepergian ke negara lain meskipun ada pandemi.

Inisiatif ini belajar dari pandemi Covid-19. Mobilitas masyarakat dibatasi saat terjadi penularan virus Corona. Walhasil, bukan hanya masyarakat yang tidak bisa bergerak tetapi juga barang dan kebutuhan esensial lainnya.

Restriksi besar-besaran untuk mengendalikan penyebaran virus berkonsekuensi negatif terhadap perekonomian. Maka tidak heran perekonomian semua negara amblas saat pandemi dua tahun terakhir, termasuk Indonesia. Krisis pada kesehatan yang kemudian memicu krisis perekononain, ujung-ujungnya menimbulkan instabilitas yang lebih luas hingga sosial san politik.

Karena itu, Budi mengatakan, G20 sepakat untuk tidak mengambil langkah konservatif saat pandemi kembali terjadi di masa mendatang dengan membuat paspor kesehatan global.

"Nanti saat ada pandemi, tidak semua orang dilarang bergerak, orang-orang tertentu asal dia sudah vaksin atau sudah dites seperti PCR saat Covid-19 dan menunjukkan dia sehat, maka dia tetap boleh bergerak," kata Budi.

Di samping pembuatan paspor kesehatan digital, Budi juga bilang G20 menghasilkan langkah konkret di bidang kesehatan berupa pembentukan Dana Pandemi atau Pandemic Fund. Negara-negara di dunia akan mengumpulkan dananya secara hibah ke Dana Pandemi. Tujuannya untuk menyediakan cadangan pembiayaan untuk persiapan pandemi di masa mendatang.

Dalam laporan G20, sampai saat ini sudah ada dana terkumpul lebih dari US$ 1,4 miliar atau melampaui Rp 21 triliun. Dana tersebut berasal dari beberapa negara G20 dan non G20, termasuk tiga lembaga filantropi global.

Dana ini dipakai untuk membantu negara miskin dan berkembang untuk memperkuat sistem kesehatannya. Dengan demikian, sistem kesehatan global bisa semakin kuat saat terjadi pandemi lagi di masa depan.

 

Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...