Cina Mulai Groundbreaking di Kawasan Industri Kaltara Akhir 2023
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyatakan investor Cina akan melakukan seremoni tanda dimulainya pembangunan atau groundbreaking di kawasan industri Kalimantan Utara akhir tahun ini.
Menurut Bahlil, pemerintah sudah membahas mengenai investasi tersebut dengan 4 pucuk pimpinan perusahaan besar dari Cina yang yang akan melakukan investasi di kawasan industri Kaltara.
"Mereka akan melaksanakan ‘groundbreaking’ setelah beberapa syarat internal dari Cina selesai, kemungkinan besar Desember tahun ini,” kata Bahlil, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (29/7).
Presiden Jokowi sebelumnya menginstruksikan agar jajaran menteri segera menindaklanjuti agar komitmen investasi dari Cina dapat terealisasi. Menurut Menteri Investasi, di kawasan industri Kaltara akan dibangun hilirisasi industri menggunakan Energi Baru dan Terbarukan untuk produk petrokimia, dan baterai mobil listrik.
"Saya pikir mereka akan kerja sama dengan Adaro dan ini akan diselesaikan bersama," ujar Bahlil.
Kepala negara sebelumnya menyampaikan jaminan ke jajaran pengusaha Cina mengenai komitmen Indonesia untuk menjaga iklim investasi tetap stabil dan berjalan dengan baik.
Hal itu diutarakan Jokowi dalam pertemuan bisnis bersama Kamar Dagang Indonesia di Cina dan sejumlah pengusaha setempat di Shang-ri La Hotel, Chengdu, Cina. Dalam kesempatan itu, Presiden mengimbau agar para investor tidak ragu mengutarakan kendala dihadapi saat berinvestasi di Indonesia.
"Saya berharap kalau ada masalah-masalah di lapangan, baik mengenai pembebasan tanah, baik mengenai izin, tolong disampaikan," kata Jokowi.
Bahlil menjelaskan, selain komitmen dari empat CEO untuk investasi di Kaltara, Jumat pekan ini juga ada penandatanganan nota kesepahaman (MoU) sekaligus perjanjian kerja sama dalam rangka membangun ekosistem hilirisasi kaca di Rempang, Batam, Kepulauan Riau, senilai 11,7 miliar dolar AS dengan potensi penyerapan 35 ribu tenaga kerja.
Secara terpisah, pabrik di Kawasan Industrial Park Indonesia atau KIPI Bulungan, Kalimantan Utara ditargetkan akan mulai berproduksi pada awal 2024.
Jokowi mencatat KIPI dirancang untuk menampung setidaknya tiga jenis industri, yakni baterai kendaraan listrik, petrokimia, dan aluminium. Seluruh industri tersebut direncanakan mendapatkan energi hijau dari Pembangkit Listrik Tenaga Air di Sungai Mentarang dan Sungai Kayang, Kalimantan Utara.
"Ini adalah green industrial park yang terbesar di dunia. Kalau ini terealisasi dengan baik, semua industri pasti akan berbondong-bondong ke sini," kata Jokowi dalam saluran resmi Sekretariat Presiden, Selasa (28/2).