Warga RI Paling Lama Akses Internet di Dunia, Ini Bahayanya

Lenny Septiani
11 Februari 2023, 22:05
Warga RI Paling Lama Akses Internet di Dunia, Ini Bahayanya
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Masyarakat Indonesia menempati urutan pertama menghabiskan waktu terlama di dunia untuk mengakses internet.

Masyarakat Indonesia menempati urutan pertama menggunakan internet terlama di dunia. Riset data.ai berjudul State of Mobile 2023 menunjukkan, rata-rata masyarakat Indonesia menghabiskan sekitar 5,7 jam per hari menggunakan internet tahun lalu. 

Rata-rata waktu yang dihabiskan juga terus meningkat dari 2019 selama 3,9 jam per hari, kemudian meningkat menjadi 5 jam per hari pada 2020. Selanjutnya pada 2021, angkanya kembali naik menjadi 5,4 jam per hari dan naik lagi menjadi 5,7 jam setahun setelahnya. 

YouTouber Deddy Corbuzier berpendapat, karena terlalu banyak menghabiskan waktu di internet, masyarakat kini sulit membedakan apa yang benar-benar dibutuhkan dan sebatas keinginan.

Di sisi lain, menurutnya sekitar 99% konten yang dilihat masyarakat di sosial media adalah palsu. "Menaruh hal positif dari diri kita (di sosial media) untuk dilihat orang lain. Akhirnya orang lain jadi sirik dan depresi," katanya di acara NAS Summit, The Langham Jakarta, Sabtu (11/2).

Deddy mengatakan, beragam konten yang ditampilkan di media sosial dapat mempengaruhi hidup orang banyak. Banyaknya konten yang dikonsumsi dapar menimbulkan instan dopamin dan serotonin. 

Tingginya instan dopamin yang masuk karena konsumsi konten membuat dopamin natural yang ada dalam tubuh menurun. Sehingga membuat fungsi kognitif dan fungsi memori traksaktif otak menurun.

"Apa yang terjadi ketika transaktif otak kita menurun? Anda mulai tidak bisa membedakan mana yang benar, mana yang salah," katanya.

Karena ramai di sosial media, kini "healing di Bali jadi kebutuhan karena sosmed," ujarnya. "Yang dilihat jadi 'need'  padahal bukan 'need'."

Lebih lanjut, ia berharap masyarakat bisa melihat kebahagiaan orang lain di sosial media menjadi sebuah motivasi, bukan sirik. "Apa yang saya unggah bisa mengubah hidup mereka, jika saya post hal salah dapat membuat hidup mereka jadi salah," katanya.

Ia juga menyinggung banyaknya konten yang mengeksploitasi orang tua, anak, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya. "Mereka (pengguna) ingin mendapatkan atensi," ujarnya.

Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Internet Indonesia (APJII), jumlah penduduk Indonesia yang telah terkoneksi dengan internet pada kurun 2021-2022 mencapai 210 juta orang. "Bayangkan kalau anak-anak kita tidak kita didik dengan benar, jadi apa negara kita? Hancur," kata Deddy.

Melalui pocast-nya bersama Roy Kiyoshi yang diunggah di kanal YouTube pada Kamis (9/2), Deddy menyinggung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno yang mengundang Bunda Corla. Ia berkata, "diundang sama Kemenparekraf, berarti kan hebat."

Meski menyatakan dirinya tidak mempermasalahkan hal itu, ia berharap Sandiaga dapat mengundang anak-anak berprestasi. "Tolong yang diundang jangan Bunda Corla saja. Ada anak-anak yang berprestasi yang juara matematika, juara dunia fisika," ujarnya.

Ia berharap Sandiaga dapat bersikap imbang sehingga dapat memberikan contoh edukatif kepada anak-anak.

Reporter: Lenny Septiani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...