66% Pengemudi Ojol Ingin Kerja Kantoran, Ini Kata Asosiasi

Lenny Septiani
11 Maret 2023, 09:37
66% Pengemudi Ojol Ingin Kerja Kantoran, Ini Kata Asosiasi
Dokumentasi GOTO
Ilustrasi pengemudi ojek online

Pekerjaan sebagai pengemudi ojek online (ojol) beberapa tahun belakangan sempat digandrungi, karena jam kerja fleksibel dan meraup penghasilan tinggi. Namun kini, sebanyak 66% driver ojol justru ingin menjadi pekerja kantoran.

Hal itu berdasarkan hasil penelitian Mahasiswa Doktoral London School of Economic (LSE) Muhammad Yorga Permana terhadap 1.000 kurir dan pengemudi ojek online (ojol) di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada 2021 - 2022. 

“Dua pertiga dari mereka mengungkapkan bahwa jika dapat memilih, mereka lebih memilih pekerjaan tradisional dengan jam kerja 9 sampai 5 daripada menjadi pengemudi ojek online,” kata Yorga dalam laman resmi LSE. 

Merespons hal ini, Sekretaris Jenderal Perkumpulan Armada Sewa Indonesia (PAS INDONESIA) Wiwit Sudarsono mengakui ada perubahan yang dirasakan para pengemudi ojol, terutama dari sisi turunnya pendapatan. “Rasanya memang ada benarnya,” ucap Wiwit kepada Katadata.co.id, dikutip Sabtu (11/3).

Ia mengatakan, saat ini menjadi driver ojol sudah tidak lagi menjanjikan, beda dengan tiga tahun lalu. Penghasilan driver ojol saat itu dapat mencukupi kebutuhan hidup, biaya sekolah anak, cicilan kendaraan, dan lainnya. “Tapi sekarang menjadi ojol sudah tidak seperti dulu,” katanya. 

Wiwit menyebut, faktor yang mungkin menyebabkan menurunnya penghasilan seperti hadirnya beberapa aplikator baru dan tidak terjaganya antara supply and demand oleh para aplikator. “Sehingga pendapatan pengemudi ojol tidak seindah dulu, hal ini juga berlaku untuk taksi online,” ujarnya.

Ada tiga hal yang mendorong pengemudi ojek online atau ojol kini ingin menjadi pekerja kantoran:

1. Janji terkait pendapatan dinilai tidak sesuai

Pada awal kemunculan ojek online, penyedia layanan atau aplikator seperti Gojek dan Grab menawarkan promosi besar-besaran. Begitu juga skema insentif untuk pengemudi ojol.

Namun, skema bonus harian yang ditawarkan ke pengemudi ojek online atau ojol dinilai sudah tidak menarik lagi.

“Untuk mencapai pertumbuhan secepat mungkin pada tahap awal, perusahaan platform multi-sisi biasanya menghabiskan uang untuk merekrut pengguna dari kedua sisi pasar (pengemudi dan penumpang)," katanya.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...