Siapkan Bank Digital, BNI Akuisisi 63,92% Saham Bank Mayora
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) hari ini (15/3). Dalam RUPST, para pemegang saham menyetujui pengambilalihan saham atau akuisisi Bank Mayora.
"RUPST telah menyetujui pengambilalihan PT Bank Mayora. Harapannya, semua aktivitas ini berjalan lancar sehingga seluruh persetujuan dan pesyaratan terkait dapat dilakukan dan selesai pada akhir April atau di awal Mei 2022," kata Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini dalam konferensi pers virtual, Selasa (15/3).
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, perseroan akan segera menindaklanjuti proses akuisisi Bank Mayora dalam waktu dekat. Royke menyebut, negosiasi yang dilakukan dengan tech partner untuk mendukung pengembangan Bank Mayora menjadi bank digital sudah menuju tahap finalisasi.
"Mudah-mudahan sebelum kita IPO, tech partner sudah jadi partner baru dari Bank Mayora yang kita akuisisi," kata Royke.
BNI bakal menguasai 1,19 miliar saham atau 63,92% dari saham yang ditempatkan dan disetor dalam Bank Mayora. BNI mengungkapkan rencana pengambilalihan Bank Mayora melalui penerbitan 1,03 miliar saham baru. Jumlah itu mewakili sekitar 54,90% dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor dalam Bank Mayora.
Selain itu, BNI mengambil alih 169,08 juta saham Bank Mayora milik International Finance Corporation (IFC). Alhasil, BNI akan memegang hampir sekitar 1,2 miliar saham yang mewakili 63,92% dari total saham yang ditempatkan dan disetor dalam Bank Mayora. Saat ini, Mayora Inti Utama menguasai 80% saham Bank Mayora sementara sisanya 20% dimiliki IFC.
Setelah pengambilalihan, kepemilikan saham berubah di mana BNI menguasai 63,92% saham Bank Mayora sementara Mayora Inti Utama sebesar 36,08%.
Dalam prospektus perusahaan yang diterbitkan akhir Januari lalu, BNI menjelaskan akuisisi Bank mayora adalah untuk memperkuat kapabilitas digital. Akuisisi tersebut juga sejalan dengan transformasi BNI yang akan membentuk suatu bank digital melalui strategi anorganik yaitu pengambilalihan Bank Mayora.
Dengan pembentukan bank digital, BNI berharap bisa semakin meningkatkan segmen UMKM yang saat ini belum terlayani secara maksimal oleh perbankan.
Pengambilalihan Bank Mayora oleh BNI akan didanai melalui pendanaan internal BNI dari dana yang tersimpan sebagai laba ditahan (retained earnings) atau kekayaan BNI.
"BNI menjamin bahwa pendanaan tersebut tidak berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari bank dan atau pihak lain di Indonesia," demikian tertulis dalam prospektus yang diterbitkan perseroan, Sabtu (22/1).
Bank Mayora adalah entitas dari perusahaan konsumer yang didirikan oleh pengusaha Jogi Hendra Atmadja, PT Mayora Indah Tbk (MYOR). Mengacu situs perusahaan, Bank Mayora didirikan pada 28 Juli 1993 silam. Saat ini, jumlah jaringan kantor Bank Mayora sebanyak 37 kantor yang tersebar di Jabotabek, Bandung, Surabaya, dan Lampung.