Harga Jual BBM Naik, Laba AKRA Tumbuh 20% Jadi Rp 1,1 T di 2021
PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mencatatkan peningkatan kinerja di 2021 lalu. Perseroan membukukan pertumbuhan laba 20% menjadi Rp 1,1 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 925 miliar.
Pendapatan AKRA selama tahun 2021 juga tumbuh 45% secara tahunan menjadi Rp 25,7 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 17,7 triliun. Adapun, naiknya pendapatan perseroan didukung oleh pertumbuhan volume perdagangan dan distribusi, sejalan dengan kenaikan harga jual bahan bakar minyak (BBM) dan bahan kimia dasar yang didistribusikan.
Selain itu, beban pokok penjualan dan pendapatan perseroan juga meningkat 49,44% dari sebelumnya Rp 15,6 triliun di 2020, menjadi Rp 23,4 triliun di 2021.
Direktur Utama AKRA Haryanto Adikoesoemo mengatakan, perseroan juga menghasilkan Arus Kas Operasi Bersih yang kuat mencapai Rp 2,94 triliun. Kas ini juga digunakan untuk mengurangi pinjaman dan mendanai investasi modal yang sedang berjalan, serta menjaga pembayaran dividen yang tinggi kepada para pemegang saham.
"Kami berhasil mencapai kinerja yang positif di tengah berbagai tantangan yang dihadapi selama pandemi Covid-19, dan juga di tengah gangguan rantai pasokan global, serta ketika negara-negara membuka kembali perekonomian mereka," kata Haryanto dalam keterangan resminya, Selasa (22/3).
Sepanjang tahun lalu, AKRA juga melaporkan neraca dengan total aset Rp 23,5 triliun, dengan saldo kas Rp 2,6 triliun per 31 Desember 2021. AKRA juga melaporkan pengurangan signifikan dalam pinjamannya selama tahun 2021, sehingga net gearing berkurang menjadi 0,02 kali.
Ia menjelaskan bahwa, perseroan telah menghasilkan pertumbuhan yang kuat pada produk kimia dasar dan BBM. Permintaan bahan kimia dasar mencatat pertumbuhan di sektor smelter, industri rayon dan sektor lainnya.
Kemudian, pasokan minyak bumi ke sektor pertambangan, perkebunan dan sektor lainnya juga meningkat sepanjang tahun lalu, oleh karena itu perseroan memastikan pasokan terus berjalan.
Kawasan industri dan pelabuhan terintegrasi terbesar di Indonesia, JIIPE, juga turut berkontribusi pada pertumbuhan laba perseroan selama tahun 2021. Pendapatan JIIPE tumbuh 68% mencapai Rp 535 miliar yang didorong oleh peningkatan penjualan lahan dan perjanjian sewa dari proyek smelter Freeport.
Mengenai prospek ke depan, Haryanto optimistis bahwa kinerja perseroan akan bertumbuh baik dengan melihat permintaan perdagangan dan distribusi yang menunjukkan penguatan. Permintaan bahan kimia dasar diperkirakan juga akan menunjukkan penguatan sepanjang tahun ini.
Dia juga optimistis, sektor pertambangan dan perkebunan Indonesia yang semakin tumbuh dengan pesat akan turut meningkatkan permintaan produk BBM.
"Selain itu, kami juga melihat peningkatan ketertarikan pada lahan kawasan industri dan utilitas JIIPE. Kami sedang berdiskusi dengan beberapa perusahaan yang tertarik untuk membangun pabrik mereka di JIIPE, yang nantinya akan dapat menjaga pertumbuhan bisnis perseroan," kata dia.
Pada perdagangan Selasa ini, terpantau harga saham AKRA bergerak menguat 0,60% ke level Rp 835 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 16,76 triliun. Sejak awal tahun, saham AKR Corporindo tercatat naik 1,58%.