Penawaran Lelang SUN Hanya Rp 41 T karena Risiko Perang dan The Fed

Abdul Azis Said
30 Maret 2022, 08:56
Penawaran Lelang SUN Menyusut Jadi Rp 41 T Imbas Perang dan The Fed
Kemenkeu.go.id
Gedung Kemenkeu

Penawaran yang masuk (incoming bids) lelang Surat Utang Negara (SUN) terus menyusut di tengah masih tingginya kekhawatiran investor terhadap perang di Ukraina serta kenaikan bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (The Fed). Lelang SUN yang digelar kemarin (29/3) hanya mencatat incoming bids Rp 41,6 triliun, lebih rendah dari lelang sebelumnya Rp 49,1 triliun.

"Lelang SUN hari ini masih diwarnai sikap kehati-hatian investor atas ketidakpastian pasar keuangan global akibat masih tingginya risiko dari konflik Rusia dan Ukraina yang telah berjalan sekitar 1 bulan," kata Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Deni Ridwan dalam keterangannya, Selasa (29/3).

Advertisement

Lelang juga dibayangi ekspektasi pasar terhadap kenaikan bunga acuan The Fed yang lebih agresif pada pertemuan Mei. The Fed diperkirakan menaikkan bunganya hingga 50 basis poin (bps) untuk mengatasi inflasi yang masih tinggi. Kekhawatiran ini sudah terlihat dari kenaikan imbal hasil (yield) US Treasury yang terus menanjak.

Meski demikian, Deni menilai dengan incoming bids tersebut, minat investor cenderung masih cukup baik. Selain itu, bid to cover ratio tercatat 2,44 kali. Adapun dari total penawaran yang masuk, pemerintah memenangkan Rp 17,05 triliun, sedikit lebih rendah dari lelang sebelumnya Rp 17,25 triliun.

Lelang hari ini melepas tujuh seri SUN yang terdiri atas dua Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan lima obligasi negara (ON) fixed rate. Incoming bids terbesar untuk seri SPN yaitu tenor satu tahun sebesar Rp 11,9 triliun. Sementara SPN tenor tiga bulan mencatat penawaran Rp 2,98 triliun.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement