Saham MNC Energy (IATA) Melesat 18% Pasca Akuisisi Putra Moba Coal
Emiten pertambangan batu bara yang dimiliki konglomerat Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) mengakuisisi sebanyak 46,16% saham saham pertambangan batu bara di Banyuasin, PT Putra Muba Coal (PMC).
Transaksi itu dilakukan melalui anak usaha IATA, PT Bhakti Coal Resources (BCR) yang telah menandatangani perjanjian jual beli untuk mengakuisisi 46,16% sisa saham Putra Muba Coal melalui anak usahanya, PT Sumatra Resources (SR) pada Jumat (8/4) pekan lalu. Setelah akuisisi ini, SR akan memiliki 100% PMC dari sebelumnya hanya 53,84%.
"Langkah ini sejalan dengan ambisi Perseroan untuk memperkuat posisinya di sektor energi, khususnya pertambangan batu bara," kata Head of Investor Relation MNC Group, Natassha Yunita, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Senin (11/4).
Saat ini, PMC tercatat memiliki cadangan sebesar 54,8 juta MT dari 2.947 ha konsesi, yang terletak di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. PMC berencana meningkatkan produksinya dari 2 juta MT pada 2021 menjadi 4,5 juta MT pada 2022. PMC sendiri menyumbang 58% dari total target produksi BCR sebesar 7,8 juta MT tahun ini, akuisisi ini tentu akan meningkatkan profitabilitas IATA.
Kegiatan operasional PMC pada tahun 2021 mencatat pendapatan sebesar US$ 56,32 juta dan memiliki EBITDA sebesar US$ 24,01 juta.
Manajemen meyakini, seiring dengan kenaikan harga batubara akibat meningkatnya permintaan dan masalah rantai pasokan yang timbul dari konflik antara kekuatan global, akuisisi tersebut akan meningkatkan posisi keuangan PMC dengan perkiraan profit dua kali lipat tahun ini.
PMC juga memiliki pelabuhan yang terletak di Sungai Tungkal, dengan jarak sekitar 10 km dari tambang dan sekitar 161 km ke area transhipment di pelabuhan Tanjung Buyut.
BCR merupakan perusahaan induk dari sembilan perusahaan batubara dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, yang meliputi PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC) dan PT Putra Muba Coal (PMC), keduanya sudah beroperasi dan aktif menghasilkan batubara dengan kisaran GAR 2.800 – 3.600 kkal/kg.
BSPC memiliki perkiraan total sumber daya 130,7 juta MT, sementara PMC memiliki 76,9 juta MT, dengan perkiraan total cadangan masing-masing sebesar 83,3 juta MT dan 54,8 juta MT. PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE) dan PT Arthaco Prima Energi (APE), keduanya ditargetkan untuk memulai produksi batu bara dalam tahun ini.
Sementara itu, PT Energi Inti Bara Pratama (EIBP), PT Sriwijaya Energi Persada (SEP), PT Titan Prawira Sriwijaya (TPS), PT Primaraya Energi (PE), dan PT Putra Mandiri Coal (PUMCO) yang sedang disiapkan untuk beroperasi dalam satu atau dua tahun dari sekarang. Tujuh IUP ini memiliki estimasi total sumber daya sebesar lebih dari 1,4 miliar MT.
Pada perdagangan awal pekan ini, Senin (11/4), harga saham IATA melesat 17,80% ke level Rp 278 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 3,17 triliun. Sejak awal tahun, sahamnya naik 327%.