Kerugian GoTo Membengkak 50% Jadi Rp 21 Triliun Sepanjang 2021
Perusahaan teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), membukukan kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 21,39 triliun sepanjang tahun 2021.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan tahunan perusahaan, Senin (30/5), kerugian itu membengkak 50,49% dari periode yang sama di tahun sebelumnya senilai Rp 14,20 triliun.
Sepanjang tahun 2021, perusahaan hasil merger Gojek dengan Tokopedia ini tercatat membukukan pendapatan bersih senilai Rp 4,53 triliun, naik 36,3% dari tahun 2020 senilai Rp 3,32 triliun.
Sedangkan, pendapatan bruto (gross revenue) GoTo tercatat senilai Rp 15,18 triliun, naik 44,57% dari tahun 2020 sebesar Rp 8,41 triliun. Kendati pendapatan perusahaan meningkat, beban pokok pendapatan GOTO juga naik dari sebelumnya Rp 2,43 triliun menjadi Rp 3,77 triliun.
Beban penjualan dan pemasaran juga membengkak 250,64% menjadi Rp 8,93 triliun. Adapun, beban umum administrasi juga naik dari sebelumnya Rp 3,91 triliun menjadi Rp 7,78 triliun.
Jumlah aset GoTo sampai dengan 31 Desember 2021 tercatat meningkat sebesar 416% menjadi Rp 155,13 triliun. Ekuitas perusahaan juga meningkat menjadi Rp 139,02 triliun pada tahun 2021 dari setahun sebelumnya Rp 20,79 triliun.
CEO Grup GoTo, Andre Soelistyo mengungkapkan, perseroan akan terus meningkatkan efisiensi operasional, menghadirkan peluang bisnis dengan pendekatan multiplatform serta berinvestasi bagi pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan.
"Kami mampu mencetak kinerja yang kuat dengan didukung oleh sinergi ekosistem. Fokus kami mendorong penggunaan antara platform-platform terdepan," ungkap Andre, dalam keterangan resminya, Senin (30/5).
Hal ini terlihat dari pertumbuhan 37% untuk jumlah pengguna yang bertransaksi dalam setahun (annual transacting users/ATU) secara proforma yang bertransaksi di kedua platform Gojek dan Tokopedia selama 2021. Sedangkan, rugi EBITDA yang disesuaikan naik menjadi Rp16,2 triliun dibandingkan dengan kerugian pada tahun 2020 senilai Rp13,0 triliun.
CFO Grup GoTo, Jacky Lo mengatakan, meski di tengah tantangan pandemi Covid-19 perseroan mampu mencatatkan peningkatan Gross Transaction Value (GTV) proforma yang tumbuh 40% menjadi Rp 461,6 triliun.
"Ke depannya, GoTo akan terus mengambil langkah holistik dalam melakukan pengelolaan biaya, mendukung pertumbuhan serta tujuan investasi kami, yang akan memperkuat arah menuju profitabilitas," urainya.
Sampai dengan Senin (30/5), harga saham GOTO terpantau naik 0,64% ke level Rp 314 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 371,89 triliun. Dalam sebulan terakhir, harga saham GOTO masih terkoreksi 7,10%.